Perempuan 26 tahun tersebut adalah bagian dari generasi muda Afghanistan pasca 2001 yang bertekad untuk memperjuangkan hak-hak perempuan.
"Saya menghabiskan waktu untuk membuat sketsa, menggambar, dan terus berlatih. Saya tidak bisa melakukan pameran lagi," katanya.
Bioskop Ariana dibuka pada tahun 1963. Arsitekturnya yang ramping mencerminkan semangat modernisasi yang coba dibawa oleh monarki yang berkuasa saat itu.
Penduduk Kabul, Ziba Niazai, ingat pergi ke Ariana pada akhir 1980-an, selama pemerintahan presiden Najibullah yang didukung Soviet.
Bagi Ziba, pengalaman tersebut adalah pintu masuk ke dunia yang berbeda. Dia baru saja menikah, dan suami barunya membawanya dari desa ke Kabul.
"Banyak pasangan pergi ke bioskop, dan bahkan tidak ada bagian terpisah, Anda bisa duduk di mana pun Anda mau," jelas Ziba.
Sebelum dilarang oleh Taliban, bisokop Ariana selalu memutar film India dan menjadi daya tarik terbesar, terutama yang menampilkan Jean-Claude Van Damme, kata Abdul Malik Wahidi, penanggung jawab tiket.
Ketika industri film dalam negeri Afghanistan dihidupkan kembali, Ariana memainkan beberapa film Afghanistan yang diproduksi setiap tahun.
Inanullah Amany, direktur umum departemen budaya Kota Kabul, mengatakan bahwa jika Taliban melarang film, karyawan Ariana dapat dipindahkan atau diberhentikan.
Baca Juga: PSSI Ingin Timnas Indonesia Kalahkan Afghanistan dan Myanmar Demi Naikkan Ranking FIFA
Staf mengatakan mereka bahkan tidak bisa menebak apa yang akan diputuskan oleh Taliban, tetapi tidak ada yang terlalu berharap mereka akan mengizinkan film.