Suara.com - Bioskop di Afghanistan terancam bangkrut setelah Taliban melarang tempat hiburan tersebut untuk beroperasi.
Menyadur ABC News Senin (15/11/2021), Taliban memerintahkan bioskop-bioskop di Afghanistan untuk berhenti beroperasi.
Salah satu yang terkena dampak adalah Bioskop Ariana, tempat hiburan yang cukup populer dan legendaris di pusat kota Kabul.
Bioskop bersejarah tersebut telah menghibur warga Afghanistan dan menjadi saksi perang hingga perubahan budaya di negara tersebut.
Baca Juga: PSSI Ingin Timnas Indonesia Kalahkan Afghanistan dan Myanmar Demi Naikkan Ranking FIFA
Setelah Taliban kembali berkuasa, poster-poster film Bollywood dan film aksi AS yang dulu menghiasinya kini sudah banyak yang dilucuti.
Kelompok Islam tersebut mengatakan mereka belum memutuskan apakah akan mengizinkan pemutaran film di Afghanistan.
Meskipun Taliban melarang, hampir 20 karyawan bioskop, semuanya laki-laki, masih datang ke tempat kerja, mencatat kehadiran mereka dan berharap akan dibayar.
Landmark Ariana, salah satu dari empat bioskop di ibu kota, dimiliki oleh pemerintah kota Kabul, jadi pegawainya adalah pegawai pemerintah dan tetap digaji.
Sutradara Ariana, Asita Ferdous, wanita pertama di bioskop tersebut, bahkan tidak diperbolehkan masuk ke tempat kerjanya oleh Taliban.
Baca Juga: Afghanistan Jatuh ke Taliban Akibat Bala Tentara Hantu Karya Pejabat Korup
Setelah kembali berkuasa, Taliban memerintahkan perempuan untuk tidak lagi bekerja, baik di sektor pemerintah maupun swasta.
Perempuan 26 tahun tersebut adalah bagian dari generasi muda Afghanistan pasca 2001 yang bertekad untuk memperjuangkan hak-hak perempuan.
"Saya menghabiskan waktu untuk membuat sketsa, menggambar, dan terus berlatih. Saya tidak bisa melakukan pameran lagi," katanya.
Bioskop Ariana dibuka pada tahun 1963. Arsitekturnya yang ramping mencerminkan semangat modernisasi yang coba dibawa oleh monarki yang berkuasa saat itu.
Penduduk Kabul, Ziba Niazai, ingat pergi ke Ariana pada akhir 1980-an, selama pemerintahan presiden Najibullah yang didukung Soviet.
Bagi Ziba, pengalaman tersebut adalah pintu masuk ke dunia yang berbeda. Dia baru saja menikah, dan suami barunya membawanya dari desa ke Kabul.
"Banyak pasangan pergi ke bioskop, dan bahkan tidak ada bagian terpisah, Anda bisa duduk di mana pun Anda mau," jelas Ziba.
Sebelum dilarang oleh Taliban, bisokop Ariana selalu memutar film India dan menjadi daya tarik terbesar, terutama yang menampilkan Jean-Claude Van Damme, kata Abdul Malik Wahidi, penanggung jawab tiket.
Ketika industri film dalam negeri Afghanistan dihidupkan kembali, Ariana memainkan beberapa film Afghanistan yang diproduksi setiap tahun.
Inanullah Amany, direktur umum departemen budaya Kota Kabul, mengatakan bahwa jika Taliban melarang film, karyawan Ariana dapat dipindahkan atau diberhentikan.
Staf mengatakan mereka bahkan tidak bisa menebak apa yang akan diputuskan oleh Taliban, tetapi tidak ada yang terlalu berharap mereka akan mengizinkan film.
"Jika suatu negara tidak memiliki bioskop, maka tidak ada budaya. Melalui bioskop, kita telah melihat negara-negara lain seperti Eropa, AS, dan India," katanya.