Yenny Wahid: Fake News Salah Satu Tantangan Indonesia

Siswanto Suara.Com
Sabtu, 13 November 2021 | 07:18 WIB
Yenny Wahid: Fake News Salah Satu Tantangan Indonesia
Ketua Umum FPTI Yenny Wahid di Gedung Kemenpora, Senayan, Jakarta, Selasa (10/3/2020). [Suara.com/Arief Apriadi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Fakultas Hukum Universitas Pancasila menghadirkan Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid untuk memberikan Kuliah Umum dengan tema "Membumikan Pancasila Dalam Konteks Wawasan Kebangsaan Indonesia di Tengah Dinamika Nasional dan Global."

Yenny Wahid dalam kuliah umum menyampaikan bahwa terdapat berbagai tantangan yang mau tidak mau dihadapi bangsa Indonesia saat ini, di antaranya fake news atau hoaks yang mengarah pada persoalan politik identitas, primordialisme dan berujung pada ancaman terhadap pluralisme Indonesia.

"Kita bangsa Indonesia sebenarnya sudah memiliki pelindung untuk itu, yaitu Pancasila," kata dia dalam keterangan tertulis dari Universitas Pancasila yang diterima Antara, hari ini.

Jadi ibaratnya di masa pandemi ini, sudah memiliki masker sebagai pelindung dari virus-virus jahat yang dapat menyerang tubuh. Itulah Pancasila, kata Yenny.

Baca Juga: Rangkuman Viral Santri Tutup Telinga, Yenny Wahid sampai Sujiwo Tejo Buka Suara

Dengan adanya Pancasila ini, kata dia, sebagai bangsa Indonesia difasilitasi keragamannya, perbedaan antara satu dengan yang lain dapat dibingkai dalam kerangka negara Indonesia.

Yenny Wahid menyampaikan bahwa mahasiswa perlu memilih jalannya sendiri untuk berperan dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila di kalangannya sendiri, karena yang mengerti metode komunikasi efektif di kalangan mahasiswa bergenerasi milenial itu adalah dari 'kaumnya' sendiri.

Yenny Wahid juga menyampaikan bahwa rasa toleransi perlu dikuatkan dengan berbasis komunitas, seperti yang sedang digagas Yenny Wahid bersama dengan Wahid Institute melalui program peace village.

"Melalui program peace village ini, toleransi dapat direalisasikan, sekaligus dengan pemberdayaan masyarakat," katanya.

Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno mengatakan bahwa kuliah umum yang diberikan Yenny Wahid sangat relevan untuk mahasiswa-mahasiswa Universitas Pancasila yang memang harus memiliki nilai-nilai Pancasila.

Baca Juga: Viral Video Santri Tutup Kuping saat Ada Musik, Putri Gus Dur: Bukan Indikator Radikal

Rektor kembali mengenang sosok ayahanda Yenny Wahid, Abdurrahman Wahid (Gusdur), yang juga pernah mengisi Seminar Nasional tentang “Refleksi Negara Kesatuan Republik Indonesia Dalam Bingkai Pancasila” pada tanggal 18 Juni 2005.

Sementara itu Dekan Fakultas Hukum Universitas Pancasila (Ambs) Eddy Pratomo menekankan bahwa profile lulusan Universitas Pancasila perlu dikuatkan, melalui Fakultas Hukum, penanaman nilai-nilai luhur Pancasila dilakukan termasuk untuk meningkatkan pemahaman wawasan kebangsaan di era yang penuh dinamika global.

Kuliah Umum yang disampaikan Yenny Wahid ini merupakan rangkaian dari Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM)-Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Fakultas Hukum sebagai upaya untuk mencapai Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi 4 yaitu Praktisi Mengajar di Kampus.

Memenangkan hibah kompetisi Program Kampus Merdeka-Merdeka Belajar (MBKM) membuat Universitas Pancasila melalui Fakultas Hukum Universitas Pancasila semakin memiliki kegiatan untuk mencapai Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi khususnya IKU empat yaitu Praktisi Mengajar di Dalam Kampus. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI