Jubir Kubu Moeldoko: AHY Ingin Merusak Citra dan Mendeskreditkan Pemerintahan Jokowi

Jum'at, 12 November 2021 | 10:53 WIB
Jubir Kubu Moeldoko: AHY Ingin Merusak Citra dan Mendeskreditkan Pemerintahan Jokowi
Jubir Kubu Moeldoko: AHY Ingin Merusak Citra dan Mendeskreditkan Pemerintahan Jokowi. Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (tengah) usai KLB Deli Serdang atau kubu Moeldoko ditolak pemerintah. (istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Juru Bicara Demokrat kubu Moeldoko, M Rahmad, mengatakan, Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) telah mendeskreditkan pemerintahan Presiden Joko Widodo. Hal itu disebut lantaran AHY dianggap menyeret nama Kepala Staf Presiden kedalam konflik internal Partai Demokrat.

"Partai Demokrat KLB Deli Serdang berkewajiban menyampaikan sikap resmi terkait pernyataan AHY dari Amerika Serikat yang menyebut nama Kepala Staf Presiden atau KSP didalam konflik internal Partai Demokrat. Pernyataan AHY tersebut adalah keliru dan tidak dapat dibenarkan," kata Rahmad kepada wartawan, Jumat (12/11/2021).

Menurut Rahmad, KSP adalah nama jabatan dalam lembaga kepresidenan di bawah kendali Presiden, dan KSP itu diangkat oleh Presiden. Ia menilai, dengan menyebut nama jabatan Kepala Staf Presiden, maka AHY telah menyeret  lembaga kepresidenan dalam konflik Partai Demokrat.

"Dalam konflik Partai Demokrat yang di dalam berbagai kesempatan disebut pihak AHY sebagai pelaku kudeta dan pembegal partai demokrat," ungkapnya.

Rahmad mengklaim, Moeldoko ditunjuk menjadi KSP karena kecemerlangannya. Hal itu disebut tidak ada hubungannya dengan Moeldoko menjadi ketua umum Demokrat KLB Deli Serdang.

Kemudian ia menyebut bahwa pemerintah lewat Menkopolhukam Mahfud MD dan Menkumham Yasonna Laoly telah menyampaikan secara terbuka bahwa pemerintah tak terlibat konflik Demokrat. Menurutnya, penegasan itu telah diabaikan AHY.

"AHY sepertinya ingin merusak citra dan mendiskreditkan Pemerintahan Presiden Jokowi. AHY sepertinya memiliki target untuk merusak nama baik lembaga kepresidenan dengan menyeret nama Kepala Staf Presiden kedalam konflik internal Partai Demokrat," tuturnya.

Rahmad menuding AHY sengaja ingin menyeret lembaga kepresidenan seolah-olah terlibat dalam soal kudeta dan begal politik ditubuh Partai Demokrat. Ia mengatakan, seharusnya AHY menghormati pemerintah.

"Jika KLB itu disebut AHY sebagai Kudeta dan Pembegal Politik, maka tentu pelaku kudeta dan pembegal politik itu adalah SBY sendiri. Untuk diketahui, SBY mengambil alih dan menduduki kursi Ketua Umum Partai Demokrat adalah dari hasil KLB di Bali tahun 2013," ujarnya.

Baca Juga: Ma'ruf Amin Disebut 'Patung Istana', Begini Isi Kritik Selengkapnya

"Pembegalan itu berlanjut dengan memanipulasi AD ART Partai Demokrat Tahun 2020 yang memasukan nama SBY menjadi pendiri partai demokrat, berdua dengan almarhum Bapak Ventje Rumangkang," sambungnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI