Suara.com - Tri Artining Putri menceritakan kisahnya ketika membuat laporan tahunan (Laptah) untuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Tahun 2020. Puput sapaan akrabnya itu, menyebut KPK pernah difitnah tidak membuat Laptah.
Terkait tudingan itu, Puput mengaku turut merasa sedih karena perjuangan membuat Laptah KPK itu butuh perjuangan sampai menyita waktu tidurnya. Cerita itu dituangkan Puput melalui akun Twitter pribadinya @arti_put yang dikutip Suara.com, Rabu (10/11/2021).
Di awal twittnya itu, Puput mengaku sempat sakit, sehingga baru dapat bercerita selama mengerjakan soal Laptah KPK dengan judul Tanpa Tatap Muka.
"Utang cerita. Maapin karena kemarin-kemarin itu aku sakit gaes. Aku mau cerita tentang Drama Laporan Tahunan KPK 2020," kicau Puput.
Baca Juga: Rektor Unud Akan Bebas Tugaskan Dosen yang Terseret Dugaan Korupsi DID Tabanan
" Utas ini gue persembahkan untuk tim laporan tahunan di KPK. Tahun berapapun. KPK Pernah difitnah nggak bikin laptah. Dan gue sedih banget. Karena tim laptah selalu begadang kalau lagi on duty," katanya
Sebelum masuk ceritanya itu, Puput dalam twittnya tak lupa menyampaikan ucapan ulang tahun kepada Ketua KPK Filri Bahuri yang disebutnya sebagai Ketua KPK kesayangan. Firli diketahui sudah memasuki usia 58 tahun.
"Ini gue bikin karena mau ikutan rame-rame ngucapin selamat ulang tahun ke Pak Firli Bahuri. HAPPY BIRTHDAY KETUA KPK KESAYANGAN (nya siapaaaaaa?)!!!," ucapnya
Mantan Pegawai KPK yang dipecat karena tak lulus Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) ini mulai menjelaskan siapa saja tim yang membantu pembuatan laptah KPK. Dimana, penanggungjawab laporan tahunan selalu diemban pegawai yang bertanggung jawab atas majalah dan website di Humas KPK.
"Timnya terdiri dari pegawai dari berbagai direktorat. Tim teknisnya, dari Humas," kata Puput yang merupakan mantan tim di Humas KPK
Baca Juga: KPK Periksa Mantan Kadis dan Sekdis Dindikbud Banten, Terkait Lahan SMK 7 Tangsel
Sejak Puput masuk KPK tahun 2017, memang pelaksanaan dari tahun-tahun sebelumnya penanggung jawab pembuatan laptah KPK di Humas.
Setahun menjadi bagian Insan KPK, Puput mengaku pernah dipercaya menjadi penanggung jawab laptah KPK tahun 2018. "Izinkan gue nyombong, tahun 2018, gue ngubah format laptah. Semula kaya majalah tebal. Gue dpt restu buat ngubah jadi lebih banyak warna dan infografis," ujar Puput.
Alasan format Laptah tahun 2018 diubah, karena ia tak begitu suka dengan laptah yang terlalu banyak tulisan. Ia, pun ingin menampilkan sebuat laptah yang menarik dan dapat lebih dimengerti.
"Gue mbayangin bisa menyajikan laptah kaya buku bergambar anak TK. Kayanya nyenengin dan mudah dimengerti gitu," ucapnya.
"Knp nyombong? Krn sambutan utk laptah 2018 bs dibilang bagus. Ya, ada jg yg ga suka sih. Tp lbh bnyk yg suka. Bahkan thn 2020 gue ditlp dan diundang sharing soal laptah sama salah satu lembaga negara. Mrk pgn bikin laptah kaya punya KPK thn 2018. Cie sombong" imbuhnya.
Tahun 2019, Puput sudah tidak lagi bertugas membantu membuat laptah untuk tahun 2019. Ia, mengaku dialih tugaskan atas perintah atasannya saat itu Febri Diansyah. Puput dipercaya jadi Ketua Tim Pemberitaan merangkap Ketua Tim Jubir.
"Kok rangkap, Put? Silakan tanya atasan gue saat itu, tidak lain tidak bukan Mas @febridiansyah," ungkapnya.
Tahun 2020, Puput saat itu pun juga tidak mengurus majalah serta website KPK. Di Pikirannya pun tak akan mendapat tugas membantu pembuatan laptah tahun 2020. Namun, atas perintah atasannya saat itu Febri, Ia harus turut serta menjadi penanggung jawab.
"Tp lagi2 atasan gue saat itu Mas @febridiansyah, berkata lain dan tgs tetaplah tgs. Jadilah gue PIC Laptah 2020," kata Puput.
Menurut Puput, perubahanan uu KPK hasil revisi serta struktur KPK yang telah berubah, membuat tim yang mengerjakan Laptah tahun 2020 harus kembali memikirkan. "Karena pencegahan disebut diminta bikin laporan pertanggungjawaban sendiri ke Presiden. Begitu juga dengan Dewas. Maka rapatlah kami,"
"Siapa aja yg rapat? Gue dan beberapa pejabat yg terkait dgn ini. Dlm rapat itu, disepakati Humas akan tetap mengerjakan satu laptah: KPK. KPK itu termasuk pencegahan dan dewas. Meskipun kemudian entah knp Dewas bikin laptah sendiri."
Hasil dari rapat itu pun, kata Puput, untuk laporan pertanggungjawaban pencegahan dan dewan pengawas KPK diartikan sebagai laporan kinerja. Berbeda dengan laptah.
"Jadi setiap tahun KPK memang bikin laporan kinerja dan laporan tahunan. Laporan kinerja lebih rumit dan rinci," ucapnya.
Februari 2021, ternyata pimpinan KPK sudah menunjuk langsung tim yang akan mengerjakan Laptah. Dimana pimpinan mengajak tim humas untuk rapat bersama. Saat itu, Puput kaget ternyata yang ditunjuk pimpinan untuk mengerjakan laptah bukan yang memang bekerja di bidangnya.
" Intinya meminta humas ikut ngerjain. Hamba bengong. Tim Laptah yg ditunjuk, bukannya ga mampu. Tp memang bukan itu spesialisasi mereka. Spesialisasi mereka ya di bidang lain," ungkapnya.
Puput menyebut diketahui KPK dalam merekrut pegawai berdasarkan keahlian masing-masing. "Gue disuruh ngerjain keuangan ya modar. Dan sebaliknya, pegawai di keuangan, disuruh bikin materi publikasi, ya pusing," ucapnya
Pada Maret 2021, kata Puput Laptah harusnya segera diselesaikan. Dimana, bahan sudah terkumpul. Namun, tim laptah yang ditunjuk langsung pimpinan KPK merasa kebingungan. Bukannya tim laptah tak mampu mengerjakan. Namun, memang bukan spesialis mereka untuk mengerjakan publikasi KPK.
"Tim Laptah yg ditunjuk bingung, mana yg hrs msk laptah, mana yg menarik dan ga menarik buat publik. Sekali lg, bkn krn ga mampu. Tp spesialisasi mrk emang bkn itu," kata puput.
Tim Laptah yang ditunjuk pimpinan KPK sebenarnya sudah menyampaikan bahwa sepatutnya yang mengerjakan Laptah adalah tim Humas. Namun, pimpinan tetap menolak laptah dikerjakan oleh tim yang telah ditunjuk.
"Tapi yang di atas-atas itu menolak humas yg ngerjain. Jadi tim laptah yang ditunjuk kejepit deh. Merasa bkn spesialisasinya, tp dipaksa nyelesein," ucapnya.
Hingga akhirnya, Tim Laptah yang ditunjuk pimpinan KPK meminta bantuan tim humas. Di mana atas dasar hubungan sesama pegawai, Puput dan timnya membantu mengerjakan.
"Saling pengertian aja gitu ya kan. Dan atas dasar itu jg humas menyanggupi. Krn ini soal citra lembaga. Kami mah ndak pernah take it personal klo soal kerjaan yak," ungkapnya.
Meski saat itu, posisi Puput juga sudah mengemban tugas lain, Ia pun akhirnya tetap membantu tim laptah KPK. Padahal, bila ditugaskan dari awal tim humas KPK tentu akan mengerjakan dan memang tanggung jawab mereka tugas tersebut.
"Meski aku sesungguhnya sebal. Krn tetiba hrs nyempilin kerjaan yg ga gampang ini. Dan sehrsnya bs gue kerjain dr awal. Tetap kukerjakan sepenuh hati krn ini kan kerjaan. Sekali lg, ku hrs melihat KPK scr lembaga bukan soal personal," katanya.
Apalagi, Puput bersama tim Humas saat itu diminta diselesaikan dalam waktu 1 bulan. Di mana, biasanya mengerjakan Laptah tim Humas selalu mengerjakan dengan tengat waktu 6 bulan. Namun, Puput bersama tim-nya tetap menyelesaikan tugasnya itu.
"Shanggupin shay! Alhamdulillah, selesai. Hasilnya bisa dilihat di web KPK. Mudah2an bermanfaat. Laptahnya mksd gue. Bkn utasnya. Utasnya mah curhat gue aja," ucapnya.
Dalam kicauannya, Puput juga mengunggah foto Laptah KPK, hasil pekerjaaan terakhirnya sebelum dipecat oleh Firli Cs.
"Karya terakhir sebelum dipecat KPK," katanya.
Puput mengaku memang tidak memiliki kerja sama yang bagus dengan Pimpinan KPK. Apalagi ditambah dengan revisi UU KPK. Namun, Puput tetap memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya itu.
"Meskipun gue ga sejalan sm Pimpinannya, dan ga setuju sama undang-undangnya. Gue tetep ngerjain Laporan Tahunan dengan sekuat tenaga. Ada drama soal pembuatan laptah ini yang seru menyangkut Pak Ketua. Ntar gue ceritain yak!," kata Puput
Di akhir cuitannya, Puput pun kembali menyampaikan ucapan ulang tahun kepada Firli Bahuri dan berterima kasih telah memecatnya sebagai insan KPK. Ditambah dengan usia memasuki 58 tahun, tentu masa baktinya Firli di Polri sudah memasuki pensiun.
"Terakhir, selamat ulang tahun, Bapak Firli Bahuri. Terima kasih sdh mecat saya. Smg kini Bapak sdh merasa lebih lapang. Lapang krn udah ga ada 58 pegawai, lapang krn udah ga rangkap lg.Kan udah pensiun jadi polisi. Tnp rangkap tugas, bs dong yah nangkep Harun Masiku. Eh gimana," imbuhnya.