Densus 88 Sita Ratusan Kotak Amal, Kompolnas: Sudah Didukung Bukti yang Kuat

Dwi Bowo Raharjo Suara.Com
Selasa, 09 November 2021 | 12:12 WIB
Densus 88 Sita Ratusan Kotak Amal, Kompolnas: Sudah Didukung Bukti yang Kuat
Anggota Densus 88 geledah dan sita ratusan kota amal dari rumah yang disewa LAZ BM ABA di wilayah Way Halim, Bandar Lampung, Rabu (03/11/2021). [Suaralampung.id/Ahmad Amri]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Densus 88 Antiteror menyita kotak amal milik kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) di Lampung sebagai barang bukti.

Terkait itu, Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Irjen Pol (Purn) Benny Mamoto mengatakan Densus memiliki bukti yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan.

"Densus ketika menyita kotak amal tentunya sudah didukung bukti yang kuat dan harus dipertanggungjawabkan di depan pengadilan," kata Benny yang juga mantan Penyidik Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri saat dihubungi melalui pesan "whatsapp" di Jakarta, Selasa (9/11/2021).

Benny menuturkan, salah satu cara melumpuhkan organisasi teroris adalah mematikan sumber dananya.

Mengenai sumber pendanaan teroris ini, Benny menjelaskan Para Wijayanto, pemimpin jaringan teroris JI, memiliki kemampuan mengelola organisasi sangat profesional karena latar belakangnya adalah pebisnis.

Densus 88 tangkap terduga teroris di Desa Bagelen, Kabupaten Pesawaran, Lampung, Senin (01/11/2021)  [Ist]
Densus 88 tangkap terduga teroris di Desa Bagelen, Kabupaten Pesawaran, Lampung, Senin (01/11/2021)  [Ist]

Benny mengungkap latar belajar Para Wijayanto pernah bekerja di lima perusahaan dan terakhir sebagai HRD perusahaan besar di Jawa Tengah. Dia lulusan fakultas teknik salah satu perguruan tinggi negeri di Jawa Tengah.

"Dia (Wijayanto, red.) pernah belajar cara membuat senjata di Filipina Selatan. Saya mempelajari strategi yang dia buat memang sangat bagus dan mengikuti perkembangan yang ada di masyarakat," ungkat Benny.

Menurut Benny, sebelum kepemimpinan Para Wijayanto, organisasi JI dipimpin oleh pimpinan berlatar belakang pendidikan agama sehingga penggalangan dananya sangat terbatas, seperti sumbangan dari infak, sedekah, dan hasil fa'i (perampokan bank dan sebagainya), atau sumbangan dari Al Qaeda.

Para Wijayanto, lanjut Benny, telah menyusun buku inti strategi "Tamkin" yang isinya termasuk cara membangun jaringan dan menggalang dana. Salah satu cara penggalangan dana adalah melalui kotak amal yang disamarkan sehingga masyarakat tidak tahu siapa dibalik kotak amal tersebut.

Baca Juga: BNPT Bicara Soal Ratusan Kotak Amal Yang Disita Densus 88 Di Lampung

"Mereka bahkan punya bisnis legal sebagai sumber dana untuk mengelola organisasi, termasuk memberangkatkan ratusan anggotanya ke Suriah," kata Benny.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI