Suara.com - Pada tanggal 31 Oktober lalu, Indonesia secara resmi meneruskan estafet presidensi G20 untuk tahun 2022.
Presidensi G20 yang semula dipegang oleh Italia, kemudian diserahkan secara simbolis oleh Perdana Menteri Italia, Mario Draghi, kepada Presiden Indonesia, Joko Widodo, pada KTT G20 Roma yang berlangsung di La Nuvola, Roma, Italia.
Presidensi G20 ini kemudian menjadi satu sejarah baru bagi Indonesia sejak bergabung di tahun 1999.
Namun sejak ramai dibicarakan sebagai topik nasional, beberapa narasi keliru juga ikut beredar di masyarakat. Salah satu narasi yang banyak ditemukan adalah tentang alasan Indonesia terpilih menjadi Presiden G20.
Baca Juga: Perekam Video Mesum Diduga Siswi SMK di Gianyar Bali Ditangkap
Melalui aplikasi pesan Whatsapp, beredar kabar yang menyebutkan bahwa alasan Indonesia terpilih menjadi Presiden G20 adalah karena Indonesia dianggap berhasil mengendalikan ekonomi saat pandemi.
Lalu benarkah klaim tersebut?
Berdasarkan penelusuran Turnbackhoax.id -- jaringan Media Suara.com, pemilihan Indonesia sebagai Presiden G20 tidak ada sangkut pautnya dengan pandemi Covid-19.
Penetapan Indonesia sebagai Presiden G20 untuk tahun 2022 dilakukan saat KTT G20 ke-15 di Riyadh, Arab Saudi pada 22 November 2020 lalu.
Melansir dari artikel Kompas.com, Presidensi G20 ditetapkan secara konsensus pada KTT berdasarkan sistem rotasi kawasan dan berganti setiap tahunnya. Artinya, terpilihnya Indonesia saat itu jelas dipengaruhi oleh rotasi kawasan saja.
Baca Juga: Moeldoko: Uni Eropa Masih Butuh Kelapa Sawit Indonesia
Bahkan di tahun 2020, saat penunjukkan Indonesia sebagai Presiden G20 untuk tahun 2021-2022, Indonesia tengah mengalami kontraksi ekonomi yang cukup parah.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa narasi yang menyatakan bahwa terpilihnya Indonesia sebagai Presiden G20 karena berhasil mengendalikan perekonomian saat pandemi adalah narasi keliru dan termasuk dalam hoaks kategori false content atau konten yang salah.