Tuai kecaman internasional
Jerman dan Amerika Serikat (AS) mengutuk serangan pesawat tak berawak tersebut. Washington menyebut serangan itu sebagai "tindakan terorisme yang nyata."
Dalam pernyataan tertulis, Presiden AS Joe Biden mengutuk serangan terhadap kediaman PM Al-Kadhimi dan memuji langkah al-Khadimi mengimbau pihak-pihak untuk "tenang, menahan diri, dan berdialog."
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman mengatakan: "Proses demokratisasi Irak tidak boleh dirusak oleh kekerasan politik."
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman juga menyerukan ketenangan dan mengatakan bahwa upaya untuk mengurangi eskalasi dan dialog harus dilakukan di antara semua pihak.
Pejabat tinggi keamanan Iran, Ali Shamkhani, juga mengutuk upaya pembunuhan itu, dan menyalahkan campur tangan "asing" yang tidak disebutkan dalam urusan Irak atas "ketidakamanan, konflik, dan ketidakstabilan."
Negara tetangga Irak lainnya, Arab Saudi, juga menyebut serangan itu sebaga tindakan "pengecut", di mana Inggris dan Mesir juga mengeluarkan pernyataan serupa.
Ketegangan meningkat Serangan yang disebut sebagai upaya pembunuhan terhadap PM Irak ini telah meningkatkan ketegangan menyusul hasil pemilu parlemen bulan lalu, di mana aliansi politik pro-Iran kalah dalam pemilu tersebut.
Tampak helikopter berpatroli di langit Baghdad sepanjang hari, sementara pasukan keamanan juga dikerahkan di sekitar zona hijau ibu kota.
Baca Juga: Jadi Target Pembunuhan, PM Irak Klaim Tahu Siapa Dalang Pelakunya
Pendukung aliansi politik pro-Iran juga dilaporkan melakukan aksi protes di luar zona hijau menuntut diadakannya pemilu ulang.