Soroti Pidato di KTT COP26, FPR Sebut Jokowi Tak Malu Mengemis ke Imperialis

Minggu, 07 November 2021 | 11:26 WIB
Soroti Pidato di KTT COP26, FPR Sebut Jokowi Tak Malu Mengemis ke Imperialis
Soroti Pidato di KTT COP26, FPR Sebut Jokowi Tak Malu Mengemis ke Imperialis. Presiden Jokowi menyampaikan pidato pada KTT ke-13 Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) secara virtual di Istana Kepresidenan Bogor, Jabar pada Kamis (28/10/2021). [Tangkapan layar]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Front Perjuangan Rakyat (FPR) menggelar aksi dan kampanye nasional secara serentak di beberapa wilayah. Aksi dan kampanye itu dilakukan dalam rangka Global Day of Action for Climate Justice yang juga diorganisasikan secara global di Asia, Eropa dan Amerika oleh International League of People’s Struggle (ILPS).

Koordinator Nasional FPR, Rudi H.B Daman menyebut aksi dan kampanye fi antaranya akan digelar di Jakarta,Jambi, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Secara bersamaan juga digelar secara besar-besaran di Glasgow, Skotlandia.

Rudi menjelaskan, aksi dan kampanye ini dilakukan FPR merespon pelaksanaan KTT PBB tentang Perubahan Iklim/Conference of the Parties ke 26 (COP26). Menurutnya, Forum COP26 yang turut dihadiri Presiden Joko Widodo alias Jokowi itu hanyalah ruang bagi imperialis khususnya Amerika Serikat untuk menggunakan isu krisis iklim bagi kepentingan ekspor kapital mereka. 

"Negeri-negeri imperialis seolah nampak peduli terhadap kondisi krisis iklim. Padahal merekalah aktor utama yang menyebabkan krisis iklim terjadi melalui berbagai kebijakan neoliberal yang rakus menghancurkan hutan, laut, sungai dan alam di berbagai negara termasuk Indonesia," kata Rudi dalam keterangannya, Minggu (7/11/2021).

Baca Juga: Jokpro Serius Deklarasi Jokowi-Prabowo Sebagai Pasangan Pilpres 2024

Front Perjuangan Rakyat (FPR) menggelar aksi dan kampanye nasional bertema Global Day of Action for Climate Justice yang digelar secara serentak di beberapa negara. (dokumen FPI)
Front Perjuangan Rakyat (FPR) menggelar aksi dan kampanye nasional bertema Global Day of Action for Climate Justice yang digelar secara serentak di beberapa negara. (dokumen FPI)

Di sisi lain, Rudi menilai kehadiran Jokowi dan pidatonya di COP26 semakin mempertegas posisi Indonesia sebagai tangan imperialis. Terlebih, kata dia, Jokowi terkesan mempromosikan berbagai program dan rencana ke depan Indonesia sebagai komitmen untuk memuluskan investasi dan utang melalui berbagai proyek seperti Perhutanan Sosial, Pembangunan Kawasan Industri Hijau, Rehabilitasi lahan, dan lainnya.

"Serta dengan tidak tahu malu justru mengemis, meminta bantuan pendanaan dan transformasi teknologi dari negeri imperialis. Ia menutupi bahwa hampir tidak ada yang bersisa bagi rakyat karena keserakahan imperialis melalui ekspor kapital dan alih teknologinya yang selama ini berkedok bantuan.” bebernya.

Atas hal itu, Rudi menyebut Jokowi dan 'tuan tanah besar' serta 'borjuasi besar' di dalam negeri sejatinya ialah pihak yang mesti bertanggung jawab atas kerusakan alam yang menyebabkan krisis iklim. 

“Apa bentuk tanggung jawabnya? Hanya kehancuran diri dan sistemnya yang bisa menjadi pertanggung jawaban terbaik untuk kemajuan rakyat. Sementara rakyat, hanya perlu memajukan perjuangan, memperkuat solidaritas internasional sejati dan memenangkan land reform sejati sebagai jalan untuk keadilan iklim dan kesejahteraan rakyat," katanya.

Lebih lanjut, Rudi mengemukakan bahwa dalam momentum ini, FPR tidak hanya menjalankan aksi dan kampanye di Indonesia. Melainkan, melalui kehadiran Ketua dan Sekjend SERUNI di Glasgow, Skotlandia juga terlibat dan memimpin Kampanye di lokasi COP26 berlangsung.

Baca Juga: WALHI Sulsel Sebut Presiden Jokowi Paparkan Data Palsu Lingkungan di Indonesia

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI