Kisah Perempuan Jadi Sopir Truk: Kendarai Truk Terasa seperti Berkuda

SiswantoBBC Suara.Com
Sabtu, 06 November 2021 | 14:22 WIB
Kisah Perempuan Jadi Sopir Truk: Kendarai Truk Terasa seperti Berkuda
BBC
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Asosiasi Angkutan Barang memperkirakan bahwa Inggris kekurangan lebih dari 100 ribu pengemudi truk yang memenuhi syarat. Namun, bagaimana rasanya bekerja di industri ini bagi mereka yang baru memulai karir sebagai pengemudi truk?

"Hari pertama saya bekerja rasanya benar-benar menakutkan," kata Yasmin Jobsz, pengemudi truk berusia 25 tahun.

"Sebagai seorang wanita muda yang baru memasuki ranah ini untuk pertama kalinya, tentu terasa menakutkan karena saya tidak tahu apa yang orang lain pikirkan.

"Mereka bisa saja berpikir 'oh, dia tidak akan bertahan lama'."

Baca Juga: Profesi Unik Mantan Pemain Chelsea usai Gantung Sepatu, Jadi Pastor Hingga Presiden

Meski demikian, Jobsz mengatakan rekan-rekannya "sangat, sangat baik dan mereka semua telah sangat membantu saya".

Jobsz bekerja untuk perusahaan bernama Bartrums, yang berbasis di Eye, Suffolk. Perusahaan ini memiliki 160 kendaraan yang dapat menempuh hingga 17 juta kilometer hingga akhir tahun.

Terkadang, Jobsz mendapat tatapan aneh dari beberapa orang, baik yang dia temui di jalan atau ketika dia menaiki truk DAF sebesar 18 ton yang dia kendarai.

Jobsz juga menyadari bahwa sebagai seorang perempuan muda, dia termasuk minoritas di jalanan. Oleh sebab itu, dia menambahkan sejumlah sentuhan pribadi di dalam kendaraannya.

Sebuah pengharum ruangan berwarna merah muda tergantung di langit-langit, namanya tertulis pada sebuah pelat logam merah muda yang sama cerahnya. Pelat itu, dengan bangga, dia letakkan di kaca depan truknya.

Baca Juga: Dekat dengan Kematian, Profesi Unik Perempuan Ini Bikin Merinding

"Saya membelinya dari eBay seharga 3 [Rp59.000]," kata Jobsz, yang mengenakan rompi berwarna merah muda. Dia juga berbagi pengalaman mengemudinya dengan nama pinkladytrucker di Instagram.

"Saya pernah mendampingi beberapa pengemudi. Ketika kami harus turun, cukup sering orang lain bertanya kepada pengemudi yang saya dampingi 'apakah dia [Jobsz] sedang latihan?'.

"Mereka langsung berasumsi bahwa saya lah yang sedang dilatih, meskipun saya yang mengemudikan truk itu. Padahal, kenyataannya justru sebaliknya.

"Saya sudah memenuhi syarat, sedangkan mereka masih dalam proses untuk bisa lulus dan menenuhi syarat, namun mereka belum sampai pada titik itu.

"Itulah salah satu alasan saya memasang pelat Yasmin di sana [di kaca depan], agar orang tahu bahwa saya lah pengemudinya."

Lantas, apakah Jobsz dulu bermimpi menjadi seorang sopir truk?

Tidak.

Sebagai seorang perempuan muda, dia selalu ingin menjadi seorang atlet berkuda show jumping profesional.

Namun, ada hubungan erat antara kehidupan berkudanya dengan pekerjaannya kini sebagai pengemudi truk.

"Saya pernah mengikuti banyak show jumping dan berkompetisi, tentu saja kuda-kuda itu perlu diangkut, jadi saya mengambil tes [HGV Class2] saya untuk bisa mengendarai kuda saya," katanya.

"Saya sangat menikmatinya, tetapi saat itu saya tidak pernah berpikir untuk menjadi pengemudi truk. Dua-tiga tahun kemudian, di sinilah saya.

"Saya tahu bahwa sektor ini kekurangan pengemudi karena saya mendengar tentang itu di mana-mana. Itu kemudian benar-benar terpikir oleh saya, apalagi saya sudah memenuhi syarat untuk melakukannya.

"Kemudian, saya melihat poster yang mengatakan bahwa sebuah perusahaan lokal membutuhkan pengemudi. Tiba-tiba muncul pikiran bahwa saya bisa melakukannya.

"Kuda adalah hidup saya. Saya menghabiskan lima tahun hidup saya membangun kandang kuda kecil - yang masih saya miliki -, kemudian dalam waktu dua hari saya menyimpan semua itu untuk menjadi pengemudi truk.

"Saya sangat menikmatinya," kata dia. "Menyenangkan berada di tempat yang tinggi. Saat saya menunggang kuda, saya mendapatkan pemandangan dari atas binatang yang tangguh. Kini saya juga dapat melihat dari atas, dan saya mengendarai truk yang tangguh.

Bagaimanapun, mengemudi truk hanya lah sebagian dari pekerjaan yang harus dijalani Jobsz,

Hari-harinya dimulai dengan memeriksa muatan dan dokumen pengiriman untuk memastikan bahwa dia telah menerima seluruh barang yang harus dikirimkan.

Setelah itu, Jobsz harus memastikan bahwa semua barang ditaruh secara aman, diikat dengan benar, sebelum memasang tirai penutup.

"Semua barang-barang yang saya bawa telah dikemas, terkadang terdapat satu hingga tujuh pak yang ditujukan ke tempat yang sama," katanya.

"Saya akan memindai seluruh pak untuk memastikan bahwa saya mendapat semua barang yang harus saya kirimkan, kemudian saya akan mengamankan muatan, memeriksa kendaraan saya, untuk memastikan semua yang ada di truk sesuai dengan semestinya.

"Barang-barang tersebut akan diangkat di tempat tujuan, atau saya yang menurunkan alat dan melepasnya sendiri menggunakan truk pompa di bagian belakang."

Orang-orang yang belum pernah mengendarai truk mungkin akan kaget betapa banyaknya perencanaan yang perlu dilakukan sebelum mengemudi.

Jobsz biasanya merencanakan lebih dulu rute yang tidak dikenalnya, mengecek titik masuk truk di berbagai lokasi, titik-titik sempit yang mungkin perlu dia cermati di pemukiman atau jalan pedesaan yang berliku.

Hal lainnya yang perlu dia pertimbangkan adalah apakah lebih maik mundur agar tetap bisa keluar area itu dengan selamat setelah mengirimkan barang.

Dia juga perlu mempertimbangkan sisi truk mana yang membawa muatan tertentu, karena hal itu akan menentukan arah mana yang harus dia hadapi saat tiba di beberapa lokasi.

"Rata-rata pengendara mungkin bertanya-tanya apa yang saya lakukan," katanya sambil kembali ke satu lokasi.

"Idealnya, mereka duduk dan menunggu kami melakukan manuver, tetapi cukup sering mobil justru keluar-masuk karena mengira kami menghalangi.

"Pengemudi mobil menjadi sangat tidak sabar ketika Anda menghalangi jalan."

"Semakin sering Anda melakukannya, semakin mudah pula memutar balik truk di tempat yang sempit. Anda akan terbiasa dengan pengemudi mobil yang mengawasi dan bertanya-tanya apa yang Anda lakukan," kata Jobsz.

Tetapi, pengemudi truk dituntut untuk tidak menjadi stres atau frustasi dengan situasi ini, "karena saat itulah segala sesuatunya bisa menjadi salah".

Dia juga harus betul-betul merasakan bagaimana kondisi truknya, karena hal itu bisa berubah setiap kali pengiriman selesai dilakukan.

Truknya bisa terasa lebih ringan, namun penempatan muatan yang tersisa dapat membuat satu sisi lainnya lebih berat dibandingkan sebelumnya.

"Ketika saya melalui daerah pemukiman atau menuruni jalur pedesaan, saya harus sangat memperhatikan ukuran dan berat kendaraan."

Di masa depan, Jobsz berharap bisa mendapatkan lisensi mengemudi HGV Kelas 1, yang akan memungkinkan dia mengendarai truk yang lebih besar.

Pada perusahaan Bartrums, pengemudi dengan lisensi HGV Kelas 1 dapat menghasilkan 40.000 (Rp783 juta) hingga 60.000 (Rp1,17 miliar) per tahun.

"Saya adalah seorang ibu yang memiliki balita," katanya. "Tapi suatu hari saya ingin melakukan perjalanan jarak jauh yang memakan waktu berhari-hari, juga bepergian ke luar negeri.

"Sebelum saya memiliki balita perempuan, saya selalu melakukan petualangan seorang diri.

"Saya menyadari fakta bahwa saya adalah seorang wanita muda dengan tubuh yang kecil, namun terlepas dari itu saya ingin melakukannya. Saya tahu semestinya ini tidak menjadi pikiran saya atau bahkan dipertimbangkan, tetapi begitu lah adanya."

"Saya pasti akan melakukan tes itu, saya berharap bisa lulus sehingga bisa mencoba pekerjaan kelas satu."

Baca juga:

Satu hal yang tidak dia senangi adalah kurang nyamannya fasilitas yang tersedia. Hal yang sama juga dirasakan pengemudi truk di seluruh Inggris.

"Kami berada di jalan sepanjang hari," katanya. "Saya hanya melakukan pengiriman lokal, tetapi bahkan untuk itu tidak ada stasiun layanan yang benar-benar dapat saya kunjungi untuk istirahat yang nyaman.

"Sulit untuk merencanakan istirahat, namun lebih sulit lagi merencanakan istirahat di fasilitas yang cukup nyaman.

"Menurut saya ini gila. Truk berada di jalan sepanjang hari, namun tidak ada tempat yang ditentukan untuk kami tuju. Itu tidak baik."

Setelah melalui hari yang panjang dan mengendarai truk sebesar 18 ton, Jobsz kemudian mengendarai mobil untuk menjemput putrinya dari tempat penitipan anak.

Bagaimana rasanya mengendarai mobil setelah mengendarai truk yang berukuran besar?

"Ini seperti mengendarai go-kart," katanya.

"Mobil terasa sangat rendah dan rasanya saya bisa menyalip di mana-mana, setelah menghabiskan sepanjang hari mengemudi kendaraan yang besar dengan sangat berhati-hati."

Foto oleh Laurence Cawley


BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI