Suara.com - Eks Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah menceritakan momen saat dirinya bertemu dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Menurutnya, saat pertemuan tersebut Jokowi bertanya kepada Fahri terkait mengapa kekinian oposisi menjadi lemah.
"Suatu hari saya bertemu dengan presiden @jokowi dan kalimat yang pertama keluar dari belia adalah, “mas kenapa sekarang oposisinya lemah kok Senayan pada diam, banyak menteri gak diawasi apa yang terjadi?" kata Fahri dalam cuitannya di Twitter seperti dikutip Suara.com, Jumat (5/11/2021).
Namun, Fahri tak merinci lagi soal ceritanya tersebut. Ia hanya meminta kepada semua pihak memikirkan jawaban dari pertanyaan Jokowi tersebut.
Baca Juga: Timwas PPMI: Perlu Sinergi Pemerintah Pusat dan Daerah terkait Pemulangan PMI
Pada cuitan sebelumnya juga Fahri sempat menyinggung peran oposisi dalam pemerintahan terutama legislatif di Senayan. Menurutnya, sebagai rakyat berharap agar agar legislatif memahami pentingnya tugas pengawasan.
Ia juga menyinggung soal adanya oposisi jalanan yang membuat lemah posisi dalam tubuh negara.
"Karena maraknya #oposisijalanan adalah indikasi lemahnya posisi dalam tubuh organisasi negara! Legislatif gak usah cari alasan lain, ayo kerja lebih baik! Ambil Inisiatif dan manfaatkan semua fasilitas pengawasan dan kekebalan hukum yang ada dalam sistem kita!" tulisnya.
Tanggapan PKS
Menanggapi Fahri Hamzah, Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera angkat bicara. Ia mempersilakan jika ada yang berpendapat bahwa oposisi lemah hari ini. Namun, menurutnya oposisi tidak bisa dilihat dari tajam atau tidaknya.
Baca Juga: Smartfren (FREN) Teken Kerja Sama Investor Arab Kembangkan Data Center
"Monggo saja, oposisi itu bukan dilihat dari keras atau tajamnya. Tapi dari fungsinya menjaga pemerintah agar tetap berorientasi pada rakyat bukan elite," kata Mardani kepada wartawan, Jumat.
Mardani mengatakan, oposisi tetap pada relnya menjaga, melindungi segenap bangsa dan seluruh tanah tumpah darah Indonesia.
"Kita akan terus #KamiOposisi yang kritis dan konstruktif. Salah katakan salah, benar katakan benar," ujarnya.