Suara.com - Seorang laki-laki berusia 18 tahun di Nebraska, AS secara brutal membunuh seorang wanita berusia 61 tahun dengan menusuk korban belasan kali dan melakukan pelecehan seksual kepada wanita tersebut.
Mengutip The Daily Beast, Kamis (4/11/2021), Daniel Dejaynes-Beaman telah didakwa dengan pembunuhan tingkat pertama. Pemuda tersebut ditahan tanpa jaminan setelah didakwa di Omaha pada Rabu (3/11/2021), menurut laporan Omaha World-Herald.
Jasad Jolene Harshbarger ditemukan di kamar mandi rumahnya pada Minggu pagi (31/10/2021) dengan luka pisau di lengan, punggung atas, dan belakang lehernya.
Luka lain terlihat jelas di tangannya, luka yang menurut polisi terjadi saat membela diri dari serangan Dejaynes-Beaman.
Baca Juga: Malang, Korban Pelecehan Seksual Diminta Uang Jalan oleh Oknum Polisi Lalu Dibentak Polwan
Menurut Jaksa Douglas County, Rachael Henderson, otopsinya menunjukkan luka tambahan yang menunjukkan adanya penetrasi seksual yang kejam.
Polisi mengatakan putra Harshbarger yang tinggal bersamanya berada di rumah tersebut pada saat pembunuhan itu terjadi, tetapi ia dibebaskan dari kesalahan.
Ayah Dejaynes-Beaman, Daniel Beaman Jr., dilaporkan menangis di pengadilan Rabu kemarin ketika dia berbicara tentang karakter putranya, “dia tidak bisa melakukan sesuatu seperti itu, dia tidak mampu.”
“Semua orang yang bertemu dengannya mengatakan dia anak yang luar biasa, betapa berperilaku baik dia, sopan santun, dan sebagainya.”
Dejaynes-Beaman diduga mengaku menikam Harshbarger selama perlawanan fisik di rumah Harshbarger. Remaja tersebut juga menderita luka di tangannya. Pihak berwenang menemukan pisau yang diduga digunakan dalam serangan itu.
Baca Juga: Bejat, Sarbini Bunuh Ibu Tiga Anak Dengan Cara Diracun Apotas Didasari Cemburu Buta
Menurut polisi, keduanya bertemu melalui salah satu bibi remaja tersebut. Anggota keluarga percaya Dejaynes-Beaman diberi alkohol dan metamfetamin pada malam penyerangan tersebut.
Jaksa Douglas County lainnya, Brenda Beadle, mengatakan kepada wartawan, "saya tidak punya alasan mengapa, saya tidak berpikir saya bisa menemukan alasan seseorang melakukan ini."
(Jacinta Aura Maharani)