Suara.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Nasional (PKN) Gede Pasek Suardika, mengatakan bahwa pihaknya tidak akan mengambil pasar suara Demokrat meski banyak mantan kader Demokrat termasuk loyalis Anas Urbaningrum berada di PKN.
"Kami pun tidak akan mengganggu pasar Demokrat yang hari ini berapa persen? 7-8 persen lah ya. Kami tidak akan ganggu pasar itu jadi nggak usah khawatir," kata Pasek di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (4/11/2021).
Pasek mengaku, PKN hanya ingin bernostalgia dengan para kader-kader yang dulu pernah bernaung dengan Demokrat.
"Kami hanya bernostalgia dengan teman-teman Demokrat ketika dulu, yang pernah 21 persen. Makanya pengurus di daerah banyak sekali eks Demokrat juga, selain juga eks Hanura, dan PPI, dan aktivis Cipayung," ungkapnya.
Baca Juga: Gede Pasek: Anas Masih Fokus di Dalam Penjara, PKN di Luar Babat Alas Dulu
Pasek mengatakan, kekinian Demokrat sudah beregenerasi sehingga menurutnya tidak akan mungkin bisa dibelokan ke PKN. Menurutnya, dia hanya akan mengajak bergabung barisan kader yang sebelumnya mengundurkan diri dari Demokrat.
"Masa kami ajak yang itu kan nggak mungkin. Yang kami ajak kebanyakan, mereka yang dulu pernah di Demokrat sekarang sudah keluar mereka yang banyak ingin bergabung," tandasnya.
Kehadiran PKN
Sebelumnya Gede Pasek Suardika (GPS) telah menyatakan mengundurkan diri dari Partai Hanura dengan jabatan terakhir sebagai Sekretaris Jenderal atau Sekjen.
Mundurnya Pasek lantaran disebut akan memimpin partai baru yakni Partai Kebangkitan Nusantara (PKN).
Baca Juga: Banyak Loyalis Anas Urbaningrum, PKN Disebut Merugi Jika Cuma jadi Pesaing Demokrat
PKN ini merupakan partai politik yang banyak diinisiasi oleh para loyalis Anas Urbaningrum. Sri Mulyono salah satu inisiator dan juga Sekjen PKN menyampaikan kabar Pasek merapat ke PKN.
"Sebenarnya begitu mendengar seringnya ide dan gagasan politiknya dihambat sehingga tidak bisa maksimal, kami sudah meminta GPS untuk keluar saja dan merintis dari nol dan lebih sehat," kata Sri dalam keterangannya, Sabtu (30/10/2021).
Menurut Sri, Paseks menyatakan tidak enak untuk pergi meninggalkan Hanura. Pasalnya Pasek sendiri di Hanura sudah punya jalinan erat dengan kader-kader di daerah.
Kemudian, Sri mengklaim dengan pertimbangan kalkulasi waktu dan kesiapan untuk penataan partai, akhirnya Pasek disebut bersedia meninggalkan Hanura dan bergabung dengan PKN.
"Begitu bersedia, GPS meminta ide gagasan politik kebangsaan yang diimpikan bisa dijadikan tulang punggung perjuangan, maka lahirlah Partai Kebangkitan Nusantara," ungkapnya.