Suara.com - Anggota Komisi I DPR Fraksi PPP Syaifullah Tamliha menilai keputusan Presiden Jokowi mencalonkan KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa merupakan keputusan yang sangat bijak.
Ia menilai Andika memang layak dicalonkan dibanding kepala staf lainnya. Mengingat berdasarkan urutan angkatan, Andika menjadi paling senior baik dibanding KSAL maupun KSAU.
"Keputusan mencalonkan Jenderal Andika Perkasa itu kebijakan yang sangat bijak, karena tidak mungkin Angkatan Laut yang lebih junior dari Pak Andika kemudian menduduki jabatan Panglima TNI," kata Tamliha di Kompleks Parlemen, DPR, Jakarta, Rabu (3/11/2021).
Tamliha mengatakan Andika sudah familiar dengan Komisi I. Sebagai KSAD terbilang cukup lama bermitra dengan Komisi I.
Baca Juga: Sebut Jenderal Andika Sosok Paripurna untuk Panglima TNI, Prabowo Dukung Pilihan Jokowi
"Jabatan itu akan diberikan presiden ke Pak Andika sampe nanti pensiun di 2022 akhir, dan Pak Yudo juga akan mendapatkan kesempatan jadi Panglima TNI, setelah Pak Andika pensiun," kata Tamliha.
Sementara itu, Anggota Komisi I DPR Fraksi Partai Golkar Bobby Rizaldi menilai dengan ltar belakang yang dimiliki, Andika cocok menjadi Panglima TNI.
"Pengalaman menjadi kepala staf paling lama dari 2018, banyak teroboson dalam hal penegakan disiplin prajurit, pengalaman paling lengkap bukan hanya di satuan elite, komandan lapangan sampai paspampres, intelijen di BAIS TNI. Tapi juga sempat di Departemen Pertahanan tahun 2001," ujar Bobby.
Angkatan Laut Berikutnya
Presiden Jokowi memilih Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa sebagai calon tunggal Panglima TNI.
Baca Juga: Pangkostrad Letjen Dudung Diprediksi jadi KSAD, Gantikan Jenderal Andika Perkasa
Lalu apa yang mendasari Jokowi menunjuk Andika ketimbang dua kepala staf dari matra laut dan udara?
Menanggapi pertanyaan itu, Mensesneg Pratikno yang membawa surpes pergantian Panglima TNI ke DPR menjawabnya. Menurut Pratikno, penunjukan Andika memang sudah menjadi pilihan Jokowi.
Jokowi hanya mempertimbangkan syarat calon Panglima TNI harus diangkat dari kepala staf.
"Syarat Panglima TNI itu kan harus kepala staf, kepala stafnya kan sekarang ini kan TNI AU sudah panglima jadi pilihannya AD dan AL, pak presiden sudah memilih angkatan darat," kata Pratikno di Kompleks Parlemen DPR, Jakarta, Rabu (3/11/2021).
Sementara itu, menjawab pertanyaan mengapa tidak memilih KSAL Yudo Margono dari perwakilan matra Angkatan Laut sebagai calon Panglima TNI untuk pergantian kepemimpinan dari unsur matra berbeda, Pratikno berujar hal itu mungkin bisa menjadi pertimbangan untuk pemilihan Panglima TNI berikutnya.
"Ya kan bisa nanti pada periode berikutnya," ujar Pratikno.