Suara.com - Sebanyak 36 Pastor Projo Gereja Katolik Keuskupan Timika Papua menyatakan seruan genjatan senjata untuk pasukan TNI-Polri dengan TPNPB-OPM yang terlibat baku tembak di Intan Jaya serta wilayah lainnya di Papua. Permintaan itu disampaikan karena mereka melihat banyaknya masyarakat sipil yang menjadi korban dan terpaksa mengungsi akibat dari baku tembak tersebut.
Pastor Agustinus S Elmas membacakan seruan gencatan senjata tersebut melalui konferensi pers yang ditayangkan melalui YouTube Multimedia Tiga Raja Timika dan dikutip Suara.com, Rabu (3/11/2021).
"Mengingat konflik bersenjata di Kabupaten Intan Jaya wilayah Keuskupan Timika dan beberapa tempat lain di Papua yang menyebabkan begitu banyak korban, termasuk anak kecil dan juga berakibat pada pengungsian masyarakat sipil dalam skala besar, maka Pastor Projo Keuskupan Timika, demi kewajiban kami untuk praktikkan HAM, berseru kepada kedua belah pihak yang sedang berperang TNI/Polri - OPM agar segera mengadakan genjatan senjata dan memulai dialog untuk mendatangkan damai sejahtera yang lestari," kata Agustinus saat membacakan seruan gencatan senjata.
Dalam kesempatan yang sama, Pastor Dominikus mengatakan seruan tersebut disampaikan karena melihat adanya baku tembak yang terjadi di tengah kota. Ia bercerita ketika rombongan Uskup Bandung Mgr Antonius Subianto Bunjamin OSC, Administratur Keuskupan Timika Pastor Marthin Kuayo Pr dan sejumlah pastor lainnya tiba di Bilogai, Sugapa, Kabupaten Intan Jaya pada 11 Oktober 2021.
Baca Juga: Makin Panas! TPNPB-OPM Tembak Mati 2 TNI dan Sandera Pejabat Pemerintah di Intan Jaya
Kedatangan mereka itu bermaksud untuk menghadiri acara penahbisan tiga imam baru. Acara penahbisan yang yang digelar pada 12 Oktober 2021 itu dikatakannya berjalan dengan khidmat dan khusyuk.
Pastor Dominikus mengatakan kalau acara tersebut berjalan damai dan sukacita. Akan tetapi, kontak tembak justru terjadi setelah acara itu selesai.
"Tapi sangat disayangkan pasca kegiatan itu, Intan Jaya kembali bergejolak ketentraman dan damai sekejap hilang lenyap, lantaran baku tembak antara TNI/Polri melawan TPNPB-OPM dan baku tembak itu terjadi di tengah kota," ucapnya.
Ia tidak pernah menyangka kalau baku tembak bisa terjadi bahkan di tengah kota yang dipadati oleh masyarakat.
"Bisa bayangkan kalau orang perang di tengah kota, situasi itu menuntut kami para Imam Projo Keuskupan Timika harus buka suara."
Baca Juga: Dua Anak Papua Tewas Ditembak, Hari Ini Permukiman Sipil di Intan Jaya Dibakar