Batalkan Kesepakatan soal Kapal Selam, Duta Besar Prancis Tuding Australia Penipu

Rabu, 03 November 2021 | 12:57 WIB
Batalkan Kesepakatan soal Kapal Selam, Duta Besar Prancis Tuding Australia Penipu
Batalkan Kesepakatan soal Kapal Selam, Duta Besar Prancis Tuding Australia Penipu. Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Menteri Industri Pertahanan Australia Christopher Pyne, Menteri Pertahanan Australia Marise Payne, dan Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop berada di atas kapal selam HMAS Waller di Pulau Garden, di Sydney, Rabu (2/5/2018). [ANTARA/AAP/Brendan Esposito/via REUTERS)/tm]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Duta Besar Prancis untuk Australia, Jean-Pierre Thebault, mengatakan pada Rabu (3/11/2021) bahwa Australia bertindak dengan tipu daya ketika tiba-tiba membatalkan kesepakatan multi-miliar dolar dengan Paris untuk membangun armada kapal selam.

Reuters melaporkan, Theubault juga menyebut pembatalan yang dilakukan oleh Australia merupakan tindakan yang “menusuk dari belakang”.

“Penipuan tersebut disengaja,” kata Thebault kepada media di Canberra.

“Dan karena ada jauh lebih banyak yang dipertaruhkan daripada menyediakan kapal selam, karena itu adalah kesepakatan bersama tentang kedaulatan, disegel dengan transmisi data yang sangat rahasia. Bagaimana hal itu ditangani justru menusuk dari belakang.”

Baca Juga: Bak Roket, Intip Momen Gol Berkelas Wahbi Khazri dari Jarak 60 Meter di Ligue 1 Prancis

Australia pada September 2021 membatalkan kesepakatan dengan Grup Angkatan Laut Prancis, sebagai gantinya memilih untuk membangun setidaknya 12 kapal selam bertenaga nuklir dalam kesepakatan dengan Amerika Serikat dan Inggris.

Aliansi baru, yang dijuluki AUKUS, dirancang untuk memberi Australia akses ke kapal selam bertenaga nuklir untuk pertama kalinya.

Keputusan itu telah menyebabkan keretakan bilateral yang besar antara Prancis dan Australia, dengan Prancis sempat menarik duta besarnya dari Australia dan Amerika Serikat sebagai bentuk protes.

Thebault kembali ke Canberra bulan lalu dan pidatonya pada Rabu (3/11/2021) merupakan pertama kalinya dia berbicara secara terbuka tentang hubungan bilateral.

“Ini bukan hal yang dilakukan antar mitra – apalagi antar teman,” kata Thebault yang menambahkan bahwa pemerintah Prancis tidak memiliki keluhan terhadap rakyat Australia.

Baca Juga: Viral Tentara Australia Ternyata Orang Jember, Warganet Malah Gunjing Rekrutmen TNI

Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Minggu (31/10/2021) juga sempat mengatakan bahwa Perdana Menteri Australia Scott Morrison telah berbohong kepadanya tentang niat Canberra.

Morrison telah membantah klaim tersebut. Dia mengatakan dia sebelumnya telah menjelaskan kepada Macron bahwa kapal selam konvensional tidak akan lagi memenuhi kebutuhan Australia.

Destabilisasi hubungan diplomatik yang biasanya dekat antara kedua negara tersebut sekarang mengancam untuk meluas ke konsekuensi perdagangan.

Uni Eropa telah dua kali menunda putaran pembicaraan perdagangan bebas yang direncanakan dengan Australia.

Dalam solidaritas dengan Prancis, Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mempertanyakan apakah blok tersebut dapat mencapai kesepakatan perdagangan dengan Australia.

Hubungan itu diuji lebih lanjut minggu ini setelah media Australia menerbitkan pesan yang bocor antara Morrison dan Macron yang berusaha untuk melawan klaim Prancis bahwa Australia tidak memberikan peringatan yang cukup bahwa kontrak akan dibatalkan.

(Jacinta Aura Maharani)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI