Suara.com - Munculnya Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) yang banyak diinisiasi oleh loyalis eks Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum dinilai harus bisa memberikan pembuktian ke depan. PKN disebut akan rugi jika hanya menargetkan jadi pesaing Partai Demokrat pada Pemilu mendatang.
Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin, mengatakan, setiap warga negara berhak untuk mendirikan partai dan menjadi ketum partai. Termasuk Gede Pasek Suardika yang memilih mundur daru Hanura dan menjadi ketum PKN. Namun, menurut Ujang, PKN perlu pembuktian sebagai partai pendatang baru. Ia mengatakan, PKN harus bisa lolos terlebih dahulu untuk bisa ikut Pemilu 2024.
"Ini perlu pembuktian bagi PKN ke depan. Sebagai partai baru yang penting itu bagaimana bisa lolos ikut menjadi peserta Pemilu," kata Ujang saat dihubungi, Rabu (3/10/2021).
Setelah dinyatakan lolos verifikasi dan bisa mengikuti Pemilu baru lah bicara soal persaingan dengan partai lain. Namun, Ujang menyarankan agar PKN tak sekedar ingin bersaing dengan Partai Demokrat semata.
"Habis itu baru bersaing dengan PD dan partai-partai lainnya. Jika targetnya hanya menyaingi PD (Demokrat) rugi bagi PKN. Mestinya targetnya bersanding dan bisa bersaing dengan partai-partai papan atas," tuturnya.
Ujang lanjut menilai, niat untuk menggoyahkan Partai Demokrat bisa tergantung lolos atau tidaknya PKN menjadi peserta Pemilu. Perolehan suara juga dianggap sangat penting untuk ke depannya.
"Jika misalnya tak lolos Pemilu kan akan ditertawakan PD. Dihitung atau tidaknya partai itu tergantung partai itu bisa meraih dukungan rakyat dengan mendapatkan suara yang banyak," ungkapnya.
"Jika tak lolos pemilu, maka tak akan dihitung dan tak akan bisa menggoyang PD. Jika perolehan suaranya dalam Pemilu bisa sama atau mengungguli PD, maka ini akan bisa menggoyang dan bersaing dengan PD."
Kehadiran PKN
Baca Juga: Ditinggal SBY Berobat ke LN, Kerja-kerja Politik Partai Demokrat Tetap Berjalan Lewat AHY
Sebelumnya, Gede Pasek Suardika (GPS) telah menyatakan mengundurkan diri dari Partai Hanura dengan jabatan terakhir sebagai Sekretaris Jenderal atau Sekjen. Mundurnya Pasek lantaran disebut akan memimpin partai baru yakni Partai Kebangkitan Nusantara (PKN).