Jokowi Sebut Deforestasi dan Kebakaran Hutan Turun 82 Persen, Greenpeace: Omong Kosong

Aktivis Greenpeace Indonesia menyebut pernyataan Jokowi di KTT COP 26 yang mengklaim keberhasilan Indonesia dalam deforestasi dan penurunan karhutla hanya omong kosong.
Suara.com - Aktivis lingkungan Greenpeace Indonesia Iqbal Damanik menyebut pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokow) di KTT COP 26 yang mengklaim keberhasilan Indonesia seperti deforestasi dan penurunan kebakaran hutan di Indonesia adalah omong kosong.
Iqbal mengatakan, pihaknya mencatat deforestasi di Indonesia tetap tinggi dalam 10 tahun terakhir.
"Klaim -klaim Jokowi misalnya soal deforestasi. Kita mencatat bahwa dalam 10 tahun terakhir itu, sebenarnya deforestasi tetap tinggi ya di 2011-2019 prestasi mencapai angka 4,8 juta lebih besar dari pada 10 tahun sebelumnya di tahun 2003 sampai 2011 yaitu 2,45 juta," ujar Iqbal dalam konferensi pers tanggapan Pidato Presiden Joko Widodo pada KTT COP 26 pada Senin (2/11/2021).
Artinya, kata Iqbal, deforestasi di Indonesia juga tak bisa ditangani dengan dengan dengan baik.
Baca Juga: Kisah Sugianto: Pekerja Migran Indonesia Jadi Pahlawan di Korea Selatan!
Bahkan, Iqbal menuturkan di dalam perencanaan yang low carbon di dalam Long-Term Strategy for Low Carbon and Climate Resilence (LTS-LCCR), masih ada kemungkinan yang terjadinya deforestasi sebesar 6 juta hektar.
"Dan ini yang kita harapkan diomongkan oleh Jokowi pada COP 26 kemarin tidak diomongkan, bahwa Indonesia akan zero deforestasi, Indonesia tetap akan ada melakukan peralihan lahan hutan primer, dibuka menjadi perkebunan bahkan pertambangan," katanya.
Tak hanya itu, Iqbal juga menilai pernyataan Jokowi lucu karena mengklaim penurunan kebakaran hutan sebesar 82 persen.
Pasalnya kata Iqbal, penurunan kebakaran hutan dan lahan pada 2015 sampai 2016 lebih baik yakni mencapai 83 persen dibandingkan tahun 2020.
"Agak lucu, ketika Jokowi mengklaim bahwa 2021 atau dari 2020 terjadi penurunan klaim angka kebakaran hutan 82 persen. Nah, ini adalah 1 ficking dari dari data yang tidak lengkap, jika dibandingkan dengan apa yang terjadi dari 2015 ke 2016 penurunan karhutla juga terjadi 83 persen, satu persen lebih baik dari pada tahun 2020," katanya.
Baca Juga: Tragedi di Uiseong: Kebakaran Hutan Hanguskan 43.330 Hektar, Ribuan Warga Terpaksa Mengungsi
Iqbal menuturkan artinya pada tahun 2015, angka deforestasi juga tinggi. Bahkan, jika dibandingkan lagi, angka kebakaran hutan pada tahun 2020 hampir mencapai 300 ribu hektare.