Jokowi: Negara Maju Harus Dukung Pendanaan Negara Berkembang Atasi Perubahan Iklim

Senin, 01 November 2021 | 23:15 WIB
Jokowi: Negara Maju Harus Dukung Pendanaan Negara Berkembang Atasi Perubahan Iklim
Presiden Joko Widodo dalam pertemuan CEOs Forum dengan beberapa investor besar asal Inggris, Senin (1/11/2021) pagi di Glasgow. (BPMI Sekretariat Presiden)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo mengatakan pentingnya sinkronisasi kebijakan antara negara maju dan negara berkembang mengenai perubahan iklim. Hal itu disampaikan Jokowi ketika mengadakan pertemuan CEOs Forum dengan beberapa investor besar asal Inggris, Senin (1/11/2021) pagi di Glasgow.

"Kita semua, termasuk negara-negara maju harus menunjukkan langkah lebih konkret dalam hal pengendalian iklim. Terutama dalam hal dukungan pendanaan untuk negara-negara berkembang dalam melakukan transisi energi dari fossil fuel ke renewable energy," kata Jokowi dalam keterangannya.

Jokowi mengharapkan bahwa pendanaan adaptasi sebesar USD 100 miliar dari negara maju harus segera dipenuhi guna mempercepat upaya penanganan perubahan iklim.

Dia mengklaim, dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah menunjukkan langkah konkret terkait pengendalian iklim. Laju deforestasi saat ini yang paling rendah selama 20 tahun, tingkat kebakaran hutan berkurang 82 persen.

Baca Juga: Riset Ungkap Perubahan Iklim Picu Penurunan Kualitas Kopi

"Indonesia juga akan melakukan restorasi sebesar 64 ribu hektare lahan mangrove. Ini sangat penting karena mangrove menyimpan karbon 3-4x lebih besar dibandingkan lahan gambut," ujar Jokowi.

Oleh karena itu, Jokowi percaya bahwa Indonesia akan dapat memenuhi komitmen pada tahun 2030 di dalam Paris Agreement, yaitu pengurangan emisi sebesar 29 persen secara unconditional.

"Indonesia telah mengadopsi Strategi Jangka Panjang Rendah Karbon dan Ketahanan Iklim 2050, serta road map yang detail untuk mencapai target net zero emission pada 2060 atau lebih awal," tuturnya.

Dalam pertemuan tersebut, Jokowi menyampaikan bahwa isu yang dihadapi dunia adalah bagaimana dunia bisa segera mengatasi pandemi Covid-19 sehingga pemulihan ekonomi dunia bisa berjalan lebih cepat. Kepala Negara menjelaskan bahwa saat ini, kondisi Covid-19 di Indonesia sudah sangat membaik.

"Jumlah kasus harian sudah turun sangat jauh dari puncaknya 56 ribuan kasus di 15 Juli 2021 menjadi hanya sekitar 400-700 kasus dalam minggu-minggu terakhir ini. Indonesia juga sudah menyuntikkan lebih 187 juta dosis vaksin. Dan sampai dengan akhir tahun lebih dari 50 persen penduduk Indonesia sudah akan menerima dosis 2," kata Jokowi.

Baca Juga: IPB: 30 Spesies Primata di Indonesia Kemungkinan Punah pada 2050

Dalam pertemuan tersebut, Jokowi didampingi Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri BUMN Erick Thohir. Kemudian Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimulyono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Duta Besar Republik Indonesia untuk Inggris Desra Percaya, Ketua Umum KADIN Arsjad Rasjid.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI