Bebankan APBN, Sekjen PDIP Singgung Politik Bansos SBY pada Politik 2009

Senin, 01 November 2021 | 13:32 WIB
Bebankan APBN, Sekjen PDIP Singgung Politik Bansos SBY pada Politik 2009
Sekjen PDIP Perjuangan Hasto Kristiyanto. (suara.com/welly hidayat).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto kembali menyinggung ihwal Susilo Bambang Yudhoyono. Kali ini Hasto menyinggung terkait penggunaan politik bantuan sosial atau bansos pada Pemilu 2009.

Hasto mengatakan bahwa politik bansos menjadi model setelah diterapkan pada Pemilu 2009. 

"Coba CSIS hitung berapa biaya Pemilu kita dari pusat hingga ke daerah dan itu adalah beban bagi APBN, beban bagi keuangan negara. Belum dampak dari politic populism, akibat bansos yang kemudian menjadi model setelah itu diterapkan pada tahun 2009 dalam politik bansos," kata Hasto dalam diskusi CSIS Indonesia bertajuk Menimbang Sistem Pemilu 2024 secara daring, Senin (1/11/2021).

Ia menyoroti dampak dari penggunaan politik bansos yang dilakukan SBY lantaran dianggap membebani APBN akibat pembelanjaan bansos.

"Menurut Marcus Mietzner dari bulan Juni 2008 sampai Februari 2009, Pak SBY itu membelanjakan 2 miliar US dolar untuk politic populism. Ini kan beban bagi APBN ke depan akibat konsekuensi dari politik yang sangat liberal, yang di Amerika serikat sekarang mengalami krisis, di Eropa juga mengalami krisis," ujar Hasto.

Hasto mengatakan apa yang ia sampaikan terkait politik bansos SBY di 2009 merupakan fakta terkait Pemilu.

"Jadi tema dari CSIS sangat menarik sekali, karena dilakukan lembaga penelitian sekaliber CSIS. Sehingga nanti tidak dikatakan lagi politisasi ketika saya mengungkapkan fakta-fakta terkait Pemilu yang lalu," kata Hasto.

SBY Tak Pernah Jelakan Era Megawati

Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani, mengatakan partai yang diketuai Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berpegang pada fatsun politik bahwa penguasa yang sedang berkuasa tidak patut menjelekan penguasa pendahulu.

Baca Juga: Sekjen PDIP: Sistem Pemilihan One Man One Vote Timbulkan Money Politik

Menurutnya, hal itu seperti ditunjukkan ketika zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Demokrat tak menghakimi pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI