Perempuan Kerap Objek Politik Uang, Penyelenggara Pemilu Harus Punya Perspektif Gender

Minggu, 31 Oktober 2021 | 16:12 WIB
Perempuan Kerap Objek Politik Uang, Penyelenggara Pemilu Harus Punya Perspektif Gender
Ilustrasi pemilu. (VectorStock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur Democracy and Electoral Empowerment Partnership atau DEEP Indonesia, Neni Nur Hayati mengatakan bahwa persoalan women and electoral justice selalu terjadi setiap pemilihan umum. Perempuan lanjut Neni juga kerap menjadi objek dalam pemilihan.

"Misal paling rentan terhadap dampak politik uang itu adalah perempuan," kata Neni dalam diskusi publik secara daring, Minggu (31/10/2021).

Karena itu ia mengingatkan agar nantinya tim seleksi/Timsel KPU dan Bawaslu dapat memilih calon penyelenggara Pemilu yang memiliki perspektif gender secara utuh.

Penyelenggara Pemilu dituntut tidak hanya mendorong keterwakilan perempuan sebesar 30 persen. Melainkan juga harus memastikan bahwa penyelenggara laki-laki juga harus meniliki perspektif gender yang baik.

Baca Juga: Bawaslu Terpilih Menjadi Presiden Global Network on Electoral Justice Network

"Saya kira ini menjadi hal yang cukup krusial membenahi persoalan women and elecotral justice yang selalu terjadi," ujar Neni.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI