Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada Kamis (28/10/2021) bahwa mereka membutuhkan 23,4 miliar dolar AS selama 12 bulan ke depan untuk rencana menaklukkan Covid-19.
Mengutip The Straits Times, Jumat (29/10/2021), WHO mendesak G20 untuk menunjukkan kepemimpinan dan membayar dana untuk keperluan tersebut.
Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus secara terang-terangan mengatakan kepada G20 bahwa mereka tidak bisa lagi membiarkan negara-negara miskin terlantar di tengah pandemi.
Dr Tedros mengatakan dana tersebut akan dibutuhkan untuk mengamankan vaksin, tes Covid-19, dan perawatan Covid-19 agar berpotensi mencegah lima juta kematian lainnya selama pandemi.
Baca Juga: WHO Desak Negara Kaya Danai Program Untuk Bisa Akhiri Pandemi Covid-19
“G20 memiliki kemampuan untuk membuat komitmen politik dan keuangan yang diperlukan untuk mengakhiri pandemi ini," kata Dr Tedros dalam konferensi pers.
"Kami berada pada saat yang menentukan, membutuhkan kepemimpinan yang tegas untuk membuat dunia lebih aman."
Program Access to Covid-19 Tools Accelerator (ACT-A) yang dipimpin WHO bertujuan untuk mengembangkan, memproduksi, membeli, dan mendistribusikan alat untuk mengatasi pandemi.
Menurut WHO, Dana 23,4 miliar dollar AS yang dibutuhkan untuk mendanai program tersebut tidak ada artinya jika dibandingkan dengan kerugian ekonomi triliunan dolar yang disebabkan oleh pandemi dan biaya rencana stimulus untuk mendukung pemulihan nasional.
"Mendanai sepenuhnya ACT-Accelerator adalah keharusan keamanan kesehatan global bagi kita semua. Waktu untuk bertindak adalah sekarang," kata Dr Tedros.
Baca Juga: Warga India Resah, WHO Belum Juga Setujui Izin Penggunaan Vaksin Buatan Dalam Negeri
WHO mengatakan hanya 0,4 persen tes dan 0,5 persen dosis vaksin yang digunakan sejauh ini telah digunakan di negara-negara berpenghasilan rendah yang merupakan sembilan persen dari populasi dunia.
WHO mengatakan rencananya akan melihat pergeseran ACT-A ke fokus arah yang lebih terarah untuk mengatasi kesenjangan pasokan di negara-negara miskin.
"Tidak ada ketidaksetaraan yang lebih nyata daripada di benua Afrika, di mana hanya delapan persen dari populasi yang telah menerima satu dosis vaksin Covid-19," kata Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa.
Namun, hanya lima dari 54 negara Afrika yang diproyeksikan untuk memenuhi target akhir tahun WHO untuk memvaksinasi 40 persen dari populasi mereka. (Jacinta Aura Maharani)