Suara.com - Pandemi di Indonesia baru disadari pada 2 Maret 2020, saat Presiden Jokowi menyebutkan ada 2 warga negara Indonesia yang positif terjangkit Virus Corona. Keduanya merupakan warga Depok, Jawa Barat. Sedangkan Desember 2019 adalah awal ditemukannya virus ini di Wuhan. WHO sendiri baru menamakan ini sebagai Virus Corona pada Januari-Februari 2020.
Untuk merealisasikan disiplin kesehatan dan meminimalisir kerumunan, pemerintah mengeluarkan kebijakan, mulai dari PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) hingga PPKM, yaitu Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat. Sejumlah sesi PPKM Darurat telah dilaksanakan, dan saat ini, pemerintah tengah memberlakukan PPKM leveling.
Aturan-aturan tersebut mengimbau masyarakat untuk tinggal di rumah lebih lama. Semua kegiatan, termasuk bekerja, belajar hingga beribadah, dilakukan dari rumah.
Di tengah imbauan itu, tentu, pemerintah harus mengupayakan hal-hal yang mendukung aktivitas dari rumah. Salah satunya adalah dukungan digital yang harus berjalan lancar.
Menanggapi hal ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama pemangku kepentingan sektor komunikasi dan informatika menyiapkan layanan telekomunikasi yang berkualitas, agar warga bisa menjalani segala kegiatan digitalnya dari rumah.
Baca Juga: Dukung Perkembangan Esports, Kominfo Ingin Developer Game Bernuansa Indonesia
Indonesia Mulai Transformasi Digital
Beberapa waktu lalu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G. Plate menyatakan, Kominfo berupaya untuk selalu menjaga layanan telekomunikasi dan internet tetap prima.
Menurutnya, situasi baru di Indonesia dan dunia yang terjadi saat ini merupakan bentuk baru dari transformasi cara hidup, cara bernegara, transformasi bekerja, transformasi bersosialisasi dan transformasi budaya dalam arti yang sangat luas.
Berkenaan dengan kerja, sekolah, dan beribadah dari rumah, Kominfo dan seluruh operator seluler dan platform digital berusaha menjaga betul jaringan telekomunikasi dan informatika.
Menurut Menkominfo, kesiapan infrastruktur telekomunikasi dan digital harus diperhatikan untuk mendorong percepatan transformasi digital.
"Secara fundamental, kehidupan masyarakat menjadi satu pola hidup yang berbeda dan berubah dari biasanya. Bukan lagi kehadiran secara fisik. Ruang digital dan ruang telekomunikasi menjadi aktivitas masyarakat itu sendiri," ujarnya beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Kominfo Dukung Pengembangan Satelit Nano di Indonesia
Senada dengan pesan Presiden Joko Widodo saat Program Indonesia Makin Cakap Digital 2021 dicanangkan, bahwa pemerintah telah melakukan berbagai upaya pengembangan konektivitas digital dan talent digital, maka Kominfo saat ini, menjaga benar segala aset telekomunikasi.
Menkominfo menyatakan, saat ini kementeriannya mengajak jaringan fixed broadband, fiber optic maupun mobile broadband dan satelit, memperhatikan kesiapan-kesiapan infrastruktur jaringan maupun infrastruktur telekomunikasi, serta minta kepada para operator seluler untuk menjaga kualitas layanan.
“Ini menjadi komitmen bersama,yaitu tersedianya bandwidth yang cukup, alat-alat dan peralatan yang memadai, maintenance dari sisi quality of service tetap terjamin dan terjaga baik untuk mendukung aktivitas masyarakat dari rumah,” ujarnya.
Upaya Percepatan Transformasi Digital
Dalam upaya mempercepat transformasi digital di Indonesia, Kominfo meluncurkan Program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD).
Gerakan ini digelar bersamaan dengan akselerasi pembangunan infrastruktur digital dengan membangun ratusan BTS, jaringan internet desa, serta jaringan backbone Palapa Ring, yang merupakan bagian dari empat fokus utama Roadmap Indonesia Digital 2021-2024 atau Peta Jalan Indonesia Digital 2021-2024.
Saat ini, Kominfo telah merampungkan Roadmap Indonesia Digital 2021-2024. Menkominfo menyatakan, peta jalan sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk mempercepat transformasi digital dengan empat fokus utama.
Fokus pertama adalah percepatan infrastruktur untuk memperluas akses masyarakat terhadap internet. Kedua, mendorong adopsi teknologi. Ketiga, peningkatan talenta digital dan terakhir, menyelesaikan regulasi pendukung yang bertujuan untuk menyiapkan masyarakat digital.
Untuk memastikan pembangunan infrastruktur secara merata di semua level, pemerintah telah membuat proyek besar pembangunan infrastruktur internet di 12.548 desa yang belum terjangkau akses internet. Proyek ini ditunjang oleh pembangunan kabel serat optik (fiber optic) di darat dan di laut yang massif dilakukan, yang ditargetkan selesai pada 2022.
Pemerintah pun kini tengah menunggu peluncuran High-Throughput Satellite Satria-1, yang rencananya akan diluncurkan di Amerika Serikat pada 2023. Satelit multifungsi ini digunakan untuk melengkapi jaringan kabel serat optik yang sudah terbangun, termasuk untuk penyediaan akses internet di 150.000 titik layanan publik, dari total 501.112 titik layanan publik di Indonesia yang belum tersedia akses internet.
Selain fasilitas dan layanan yang disebutkan di atas, Kominfo juga meluncurkan Gerakan Nasional Literasi Digital yang akan dilakukan di 34 provinsi, 514 kabupaten kota, yang menjangkau kurang lebih 12,4 juta masyarakat Indonesia, dan akan dilaksanakan secara hybrid dengan bantuan platform Zoom Meeting.
Salah satu tujuan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi adalah untuk meningkatkan sumber daya manusia yang andal dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi, terutama dari kalangan generasi muda dan milenial.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Kominfo menggunakan pendekatan komprehensif yang mencakup tiga tingkatan kecakapan digital. Menurut Menkominfo, di level advanced atau tingkat lanjutan, Program Digital Leadership Academy (DLA) diinisiasi untuk meningkatkan kapasitas pembuat kebijakan digital (digital decision maker), baik di sektor publik maupun private.
Program ini ditujukan untuk 300 leaders dan dilakukan secara daring, dengan menggandeng pusat-pusat pengembangan ekosistem digital global di China, India, Singapura, Estonia, Amerika Serikat, dan sebagainya.
“Di tingkat menengah (intermediate digital skill), Program Digital Talent Scholarship (DTS) juga diadakan untuk memberikan pelatihan teknis bagi para angkatan kerja muda, lulusan baru, profesional, dan elemen masyarakat lainnya," tambah Johnny.
Program ini mengajarkan kecakapan era digital, seperti artificial intelligence, machine learning, cloud computing, cybersecurity, digital entrepreneurship, digital communication, dan sebagainya.
Untuk informasi menarik mengenai literasi digital lainnya, silakan kunjungi laman Siberkreasi melalui https://info.literasidigital.id atau kunjungi akun media sosialnya di sini.