Suara.com - Puluhan polisi berpakaian hazmat warna putih turut dikerahkan mengamankan aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) ke area Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (28/10/2021).
Pantauan Suara.com di lokasi, polisi berpakaian hazmat ini diturunkan untuk mencegah penularan Covid-19 saat demonstrasi yang berpotensi menimbulkan kerumunan berlangsung.
Sementara massa aksi terlihat sudah berkumpul di area parkir IRTI, Jalan Medan Merdeka Selatan untuk selanjutnya melakukan longmarch menuju Istana Kepresidenan di sisi utaranya.
Namun polisi hanya mengizinkan mereka beraksi di area Patung Kuda, dua sisi jalan Medan Merdeka Barat telah ditutup pihak kepolisian.
Baca Juga: Ribuan Personel Gabungan TNI-Polri Jaga Ketat Aksi Buruh dan Mahasiswa di Dekat Istana
Kasubag Humas Polres Metro Jakarta Pusat AKP Sam Suharto mengatakan, pihaknya juga akan memasang kawat berduri di sekitar objek vital.
"Total 1.955 personil gabungan TNI-Polri dan pemprov dan kawat berduri," kata Sam saat dikonfirmasi, Kamis (28/10/2021).
Ketua Umum Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) Nining Elitos mengatakan, 13 tuntutan rakyat ini sebagai bentuk evaluasi terhadap 2 tahun kinerja pemerintahan Joko Widodo - Maruf Amin, sekaligus bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda.
"Rezim hari ini gagal melindungi dan mensejahterahkan rakyatnya, ini menjadi tugas kita membangun persatuan dan kekuatan rakyat agar rakyatlah yang menjadi pemilik bangsa kita, bukan kepentingan oligarki orang-orang rakus," kata Nining dalam jumpa pers pra-aksi, Selasa (26/10/2021).
Aksi ini akan digelar mulai dari pukul 11.00 WIB berkumpul di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat lalu melakukan longmarch ke depan Istana Kepresidenan di sisi utara.
Baca Juga: Jelang Demo Mahasiswa Dan Buruh, Polisi Rekayasa Lalu Lintas Di Sekitar Istana Negara
Elemen buruh yang turut bergabung dalam aksi ini antara lain, Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (Kasbi), Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI), Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), Sentral Gerakan Buruh Nasional (SGBN), Konfederasi Serikat Nasional (KSN), Serikat Pekerja Media dan Industri Kreatif untuk Demokrasi (SINDIKASI).
Selain buruh, aksi ini juga akan diikuti oleh mahasiswa dari BEM Universitas Indonesia, petani, miskin kota, pemuda, pelajar, jurnalis, perempuan, nelayan, pembela Hak Asasi Manusia (HAM), dan lembaga bantuan hukum.
Adapun 13 Tuntutan Rakyat yang mereka suarakan antara lain:
- Cabut Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja dan seluruh aturan turunannya mulai dari Peraturan Pemerintah (PP) No 34,35,36, dan 37;
- Tolak penghapusan upah sektoral dan berlakukan UMK 2022 sebesar 15 persen;
- Berikan jaminan kepastian kerja dan kebebasan berserikat dengan setop PHK sepihak dan union busting;
- Hentikan kriminalisasi dan penangkapan aktivis yang membela gerakan rakyat;
- Sahkan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga;
- Jamin dan lindungi kaum buruh di sektor industri; pariwisata, perhotelan, perkebunan, pertambangan, perikanan, kelautan, konstruksi, transportasi hingga driver dan ojek online;
- Usut tuntas kasus korupsi BPJS Ketenagakerjaan dan Korupsi Bansos Covid-19;
- Tolak pelemahan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), kembalikan 58 pegawai KPK yang dikeluarkan dengan skema jahat tak lolos Tes Wawasan Kebangsaan;
- Hentikan rencana liberalisasi agraria dan pembentukan Badan Bank Tanah, serta segera mengembalikan semangat reforma agraria berdasarkan UUD 1945, TAP MPR XI/2001 dan UU Pokok Agraria 1960;
- Hentikan kekerasan seksual dengan mengesahkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual;
- Laksanakan Reforma Agraria Sejati sebagai jalan penyelesaian konflik agraria dan pemenuhan hak rakyat atas tanah;
- Gratiskan biaya pendidikan selama pandemi;
- Stop liberalisasi dan komersialisasi pendidikan.