Terkena Serangan Siber, 4.300 SPBU di Iran Berhenti Beroperasi

Kamis, 28 Oktober 2021 | 10:21 WIB
Terkena Serangan Siber, 4.300 SPBU di Iran Berhenti Beroperasi
Ilustrasi SPBU.[Ilustrasi SPBU]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sedikitnya 4.300 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Iran berhenti beroperasi karena mengalami serangan siber pada Selasa (26/10/2021).

Menyadur Straits Times Kamis (28/10/2021), Iran mengatakan pihaknya dalam siaga tinggi untuk menghadapi serangan siber.

Namun, pada Rabu (27/10/2021), kantor berita negara Iran IRNA melaporkan bahwa distribusi bensin kembali normal sehari setelah serangan siber.

Pejabat industri mengatakan kepada TV pemerintah bahwa hampir setengah dari pompa bensin telah dibuka kembali.

Baca Juga: Lagi Pidato di Masjid, Gubernur Ini Tiba-tiba Ditampar Pria Tak Dikenal

Para pejabat memberikan jaminan bahwa tidak ada kekurangan bahan bakar dan stasiun-stasiun yang tersisa akan segera dibuka kembali.

Sekretaris Dewan Tertinggi untuk Ruang Virtual Iran Abul-Hassan Firouzabadi mengungkapkan jika rincian serangan dan sumbernya sedang diselidiki.

Akibat serangan siber tersebut, penjualan bensin bersubsidi besar-besaran di Iran sempat terganggu selama satu hari. Serangan itu juga menyebabkan antrean panjang di SPBU seluruh negeri.

"Gangguan pada sistem pengisian bahan bakar stasiun (bensin) ... dalam beberapa jam terakhir, disebabkan oleh serangan dunia maya," jelas penyiar negara IRIB pada hari Selasa (26/10/2021).

"Para ahli teknis sedang memperbaiki masalah dan segera proses pengisian bahan bakar ... akan kembali normal," sambungnya.

Baca Juga: Sedang Pidato di Masjid, Gubernur Baru di Iran Ini Ditampar Pria

Kementerian perminyakan mengatakan serangan tersebut hanya menyerang penjualan bahan bakar menggunakan kartu pintar. Kartu pintar tersebut digunakan masyarakat Iran untuk membeli bensin yang dijatah lebih murah.

Kantor berita kementerian Shana melaporkan bahwa warga masih bisa membeli secara manual namun dengan harga yang lebih mahal.

"Serangan ini mungkin dilakukan oleh negara asing. Masih terlalu dini untuk mengumumkan oleh negara mana dan dengan cara apa itu dilakukan," kata Abolhassan Firouzabadi, Sekretaris Dewan Tertinggi Dunia Maya Iran, kepada TV pemerintah.

Gangguan itu terjadi menjelang ulang tahun kedua kenaikan harga bahan bakar pada November 2019 yang menyebabkan protes jalanan besar-besaran.

Menjelang aksi protes, beredar video yang menunjukkan tandan lalu lintas digital banyak yang diretas.

Tanda tersebut diretas dan membawa pesan seperti "Khamenei, di mana bensin kami?", mengacu pada Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.

Belum ada klarifikasi resmi mengenai peretasan tersebut, namun kantor berita semi-resmi Iran Mehr mengkonfirmasi bahwa beberapa tanda telah diretas.

Di masa lalu, Iran menjadi sasaran serangan dunia maya seperti yang terjadi pada bulan Juli ketika situs web kementerian transportasi dihapus.

Juga pada bulan Juli, layanan kereta api Iran sempat tertunda karena sistemnya mengalami serangan dunia maya.

Virus komputer Stuxnet, yang secara luas diyakini telah dikembangkan oleh AS dan Israel, ditemukan pada 2010 setelah digunakan untuk menyerang fasilitas pengayaan uranium di Iran.

Insiden tersebut adalah contoh virus pertama yang diketahui publik digunakan untuk menyerang mesin industri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI