Pemerintah Diminta Evaluasi Jubir Presiden, Pengamat: Komunikasi Istana Harus Satu Pintu

Kamis, 28 Oktober 2021 | 08:56 WIB
Pemerintah Diminta Evaluasi Jubir Presiden, Pengamat: Komunikasi Istana Harus Satu Pintu
Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman saat ini telah dilantik menjadi duta besar. ANTARA/Bayu Prasetyo
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Posisi Juru Bicara Presiden saat ini kosong selepas Fadjroel Rachman dilantik menjadi menjadi Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP). Pemerintah diminta evaluasi, komunikasi dari Istana harus satu pintu.

Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin menilai, bahwa kontruksi komunikasi politik yang dibangun di Istana sangat tidak jelas. Hal itu ditandai dengan banyaknya komunikasi disampaikan oleh Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Sekretariat Negara (Setneg) dan jubir presiden.

"Ini kan nggak jelas, siapa yang harus menjelaskan siapa yang membantah, dan kadang beda-beda," kata Ujang kepada wartawan, Kamis (28/10/2021).

Untuk itu, Ujang menyarankan kekosongan kursi jubir presiden ini harus jadi bahan evaluasi di Istana. Pasalnya selama ini KSP dan Setneg juga kadang kala dianggap sudah menjadi jubir.

Menurut Ujang, komunikasi politik dari Istana harusnya disampaikan dari satu pintu saja. Figur yang pintar harus bisa mengisi posisi jubir presiden.

"Mestinya ada tapi satu pintu. Kalau ada lalu sosok seperti apa. Yang smart, yang pandai, yang dia bisa mengkomunikasikan kepentingan istana dengan rakyat. Tidak orang yang menggebu-gebu, yang kalau ada orang yang mengkritik menyerang kembali, itukan nggak cocok," tuturnya.

Ujang melihat bahwa kekinian figur-figur yang kerap kali mengkomunikasikan apa yang terjadi di Istana justru bertindak sembarangan. Misalnya jika dikritik justru malah melakukan perlawanan balik.

Untuk itu, jika posisi jubir kembali diisi, harus dijabat oleh orang yang betul-betul pandai menjembatani Istana dengan rakyat.

"Kriteria smart, soal orangnya saya tidak tahu karena hak perogratif presiden yang penting tadi. Orang yang mampu menjembatani komunikasi antara istana dengan rakyat. Bang Fadjroel belum sukses lah, makanya dalam tanda petik dibuang," tandasnya.

Baca Juga: Posisi Jubir Presiden Kosong, Pimpinan DPR Minta Jokowi Pilih Sosok Komunikatif Dan Pintar

Fadjroel Dilantik Jadi Dubes

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI