Suara.com - Presiden Joko Widodo mendorong ASEAN dan Australia untuk terus membangun kepercayaan agar dapat bersama-sama berkontribusi menjaga stabilitas dan perdamaian kawasan.
Menurut Jokowi, ASEAN memiliki kepercayaan terhadap kekuatan kerja sama dan kekuatan dialog dalam mengatasi perbedaan. Hal tersebut membuat ASEAN dapat bertahan selama lebih dari 50 tahun dan dapat berkontribusi pada stabilitas, perdamaian, serta kesejahteraan di kawasan.
"Dengan kekuatan ini, saya yakin tidak akan ada perdamaian dan stabilitas kawasan tanpa ASEAN," kata Jokowi saat berpidato pada Konferensi Tingkat Tinggi/KTT ke-1 ASEAN-Australia secara virtual di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (26/10/2021).
Jokowi menyadari adanya dinamika yang sangat tinggi yang dapat mengancam stabilitas kawasan. Namun kata dia, Indonesia tidak ingin kawasan ini menjadi ajang perlombaan senjata dan menjadi power projection yang dapat mengancam stabilitas.
Baca Juga: Moeldoko: Presiden Menyadari Kedepan Baterai Adalah Sebuah Salah Satu Substitusi Energi
"Indonesia ingin semua pihak terus menghormati Treaty of Amity and Cooperation, hukum internasional, serta norma dan nilai-nilai kawasan. Kita harus mampu membangun culture of conflict menjadi culture of peace, trust deficit menjadi strategic trust," ucap Jokowi.
Jokowi mengatakan bahwa Indonesia mengkhawatirkan AUKUS dan pengembangan kapal selam nuklir Australia, yang dinilai dapat memantik makin tingginya rivalitas di kawasan.
Oleh karena itu, Indonesia berharap agar Australia dapat melanjutkan keterbukaannya terhadap ASEAN dan menjadi salah satu mitra ASEAN dalam menciptakan stabilitas, perdamaian, dan kesejahteraan di kawasan Indo-Pasifik.
"Sebagai penutup, Indonesia memberikan dukungan penuh terhadap status hubungan ASEAN-Australia menjadi comprehensive strategic partnership," ujarnya.
Dalam KTT tersebut, Jokowi didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Baca Juga: Moeldoko Beberkan Komitmen Indonesia untuk Mencapai Nol Emisi Karbon