Taliban Buka Lowongan Kerja tapi Bayarannya Bukan Uang

Rabu, 27 Oktober 2021 | 18:57 WIB
Taliban Buka Lowongan Kerja tapi Bayarannya Bukan Uang
Juru Bicara Taliban Zabihullah Mujahid saat konferensi pers di Kabul, Selasa (17/8/2021). (Foto: AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beberapa masalah seperti kemiskinan dan pengangguran adalah tugas utama yang harus diselesaikan Taliban ketika mereka menguasai Afghanistan.

Baru-baru ini, Taliban meluncurkan program gemilang 'food-for-work' di mana mereka akan membayar pekerja dengan gandum, alih-alih memberikan uang tunai.

Menyadur Wion News Rabu (27/10/2021), pemerintah Taliban meluncurkan skema ini di kota-kota besar untuk memerangi kemiskinan, kelaparan dan pengangguran.

"Ini adalah langkah penting untuk memerangi pengangguran," kata Zabihullah Mujahid.

Baca Juga: Makin Menderita usai Dikuasai Taliban, Jutaan Warga Afghanistan Terancam Mati Kelaparan

Di bawah skema ini, hampir 40.000 pria akan dipekerjakan di ibu kota Kabul dan ribuan orang lagi di seluruh negeri.

Ilustrasi gandum. (Shutterstock)
Ilustrasi gandum. (Shutterstock)

Fokus mereka adalah mendistribusikan 11.600 ton gandum di Kabul dan hampir 55.000 ton di kota-kota seperti Herat, Jalalabad, Kandahar, Mazar-i-Sharif dan Pol-i-Khomri.

Skema ini menyasar warga yang menganggur, tidak dapat mencari pekerjaan dan rentan kelaparan. Mereka diminta menggali saluran air, teras tangkapan salju di perbukitan untuk memerangi kekeringan.

Ketika peluncuran program, Mujahid dan pejabat senior lainnya, termasuk menteri pertanian Abdul Rahman Rashid dan walikota Kabul Hamdullah Nomani memotong pita merah muda dan menggali parit kecil di pedesaan Rish Khor.

Pengumuman ini datang setelah penduduk protes ekonomi yang lebih baik, hak asasi manusia dan kondisi kehidupan di bawah rezim Taliban.

Baca Juga: China Minta Taliban Tindak Tegas Gerakan Islam Turkistan Timur

Baru-baru ini, berita tentang delapan anak meninggal karena kelaparan juga beredar yang memicu reaksi keras dari penduduk kota Kabul barat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI