Anggaran BSSN Kecil, Komisi I DPR: Jangan Harap Keamanan Siber Efektif

Selasa, 26 Oktober 2021 | 11:14 WIB
Anggaran BSSN Kecil, Komisi I DPR: Jangan Harap Keamanan Siber Efektif
Tampilan situs BSSN yang diretas. (tangkapan layar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anggota Komisi I DPR Bobby Rizaldi meminta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) segera melakukan penanganan usai situs mereka diretas.

Pemulihan deface website pusmanas BSSN dengan cepat nantinya juga dapat menjadi pesan untuk masyarakat pasca mereka kebobolan oleh hacker.

"Agar publik yakin atas kemampuan lembaga yg ‘seharusnya’ menjaga keamanan siber lembaga-negara ini," ujar Bobby kepada wartawan, Selasa (26/10/2021).

Langkah selanjutnya dalam penanganan peretasan ialah melakukan audit forensik dan identifikasi masalah.

Baca Juga: Situs BSSN Diretas, DPR: Entitas Negara yang Seharusnya Paling Aman Malah Kebobolan

Bobby berpendapat adanya peretasan tidak terlepas dari anggaran BSSN yang dinilai terlalu kecil. Bahkan secara fungsi organisasi lebih rendah dibanding sebelum Lemsaneg dilebur menjadi BSSN dan ditambahkan fungsi keamanan siber selain enkriptik.

"Anggaran ini penting, bukan hanya efisien bila menyangkut keamanan siber, tapi efektivitasnya. Ini masalah kedua selain payung hukum peran BSSN sebagai koordinator keamanan siber yang belum ada. Jadi selama payung hukum setingkat UU belum ada dan anggaran BSSN minim, jangan harap keamanan siber efektif," kata Bobby.

Dibobol Hacker Brasil

Situs resmi Badan Siber dan Sandi Negara atau BSSN diretas pada Rabu (20/10) lalu. Hingga Senin (25/10/2021), situs lembaga negara itu tak kunjung bisa diakses.

Situs yang dimaksud ialah https://pusmanas.bssn.go.id/. Menurut pemilik akun Twitter @son1x777, situs tersebut diretas oleh theMx0nday.

Baca Juga: Situs BSSN Diretas, Hacker Diduga Berasal Dari Brazil

"NSA da indonesia pwnetada fds KKKKKKKKKKKK," cuitnya pada Rabu (20/10) pekan lalu.

Juru Bicara BSSN, Anton Setiawan membenarkan peretasan tersebut. Ia menyebut situs telah ditangani oleh tim Computer Security Incident Response Team atau CSIRT Indonesia.

Tim tersebut bertugas untuk penanggulangan dan pemulihan terhadap insiden keamanan siber pada sektor pemerintah.

"Saat ini penanganan situs tersebut telah dilakukan oleh Tim CSIRT BSSN, dikarenakan situs tersebut berisi data-data mengenai repositori malware," ujarnya.

Anton juga menyebut kalau peretasan itu bersifat deface website atau mengubah tampilan. Sejauh ini, pihaknya menduga peretas berasal dari Brasil.

"Memang hanya defacement. Akses juga sudah ditutup," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI