Suara.com - Apakah kalian pernah merasa khawatir amal tidak diterima oleh Allah SWT? Keraguan semacam itu mungkin dirasakan oleh sebagian umat Muslim.
Lalu bagaimana kita menyikapi rasa khawatir amal tidak diterima oleh Allah SWT? Simak penjelasan dan nasehat dari Ustadz Khalid Basalamah berikut ini.
Dalam sebuah video yang diunggah ke kanal YouTube Khalid Basalamah Official pada 15 Oktober 2021, Ustadz Khalid berkata bahwa orang mukmin tidak pernah merasa puas dengan amalnya. Ia akan sibuk terus menambah kualitas dan kuantitasnya amal dan keimanan.
"Kalau hari ini kita cuma sholat Dhuha 2 rakaat, maka besok kita akan berusaha meningkatkan kualitasnya, karena merasa khawatir jangan sampai kurang," kata Ustad Khalid Basalamah yang menjelaskan hal penting sehubungan dengan perasaan khawatir amal tidak diterima dari seorang mukmin kepada Allah SWT.
Baca Juga: Besarnya Pahala di Balik Cobaan Dunia, Ceramah Ustadz Khalid Basalamah
Kalimat tersebut terekam dalam kultum singkatnya di channel Youtube Khalid Basalamah Official, berjudul "Khawatir Amal Tidak Diterima."
Pada awal ceramah singkatnya, Ustadz Khalid menyebut maksud dari keadaan di mana seorang mukmin memiliki perasaan khawatir amal tidak diterima itu berarti dia merasakan sebuah tanda, bahwa sebagai seorang mukmin (dia) tidak boleh puas dengan amal yang telah dia kerjakan. Dia harus senantiasa upgrade.
Ustadz Khalid Basalamah memberi contoh apa maksudnya tidak boleh puas dengan amal yang telah dikerjakan dengan percakapan sebagai berikut.
"Kamu pergi haji tidak tahun ini?" tanya Ustadz Khalid pada karakter mukmin yang puas dengan amal yang telah dikerjakannya. Kemudian beliau menjawab sendiri pertanyaan itu, "Tidak, saya sudah pergi haji 3x kok."
Selanjutnya, Ustadz Khalid menegur untuk menekankan di mana letak kesalahan mukmin tersebut, "Itu 3x sudah diterima belum? Kenapa harus dibanggakan? Kalau ada kesempatan haji sampai 10 kali, 100 kali, kenapa tidak dikerjakan? Kita tidak pernah tahu amal mana yang Allah SWT terima".
Baca Juga: Bisakah Melakukan Pahala Amal Shalih untuk Orang Tua? Ini Kata Syekh Ali Jaber
Sudah jelas di sini Ustadz Khalid menggambarkan seorang mukmin yang mengira dirinya telah melakukan banyak amal shaleh dan tidak perlu melakukannya lagi. Dengan lembut, memakai penggambaran atau analogi keberadaan seorang mukmin yang puas dengan amalan-amalannya yang telah lalu.
Ustadz Khalid menyadarkan para mukmin lainnya agar tidak terjebak pada perasaan berpuas diri.
Agar nasehat tidak terjebak pada perasaan berpuas diri ini mengena di hati para mukmin lain dan menyadarkan mukmin yang terlanjur melakukannya supaya bertaubat, Ustadz Khalid memberikan contoh atau penggambaran situasi kedua dengan cara yang kurang lebih sama.
Ustad membuat percakapan seperti berikut ini:
Ustadz Khalid : "Kamu sholat Jumat tidak?"
Mukmin : Saya dulu pernah sholat Jumat.
Ustadz Khalid : dulu?
Ustadz Khalid : Kamu sholat malam tidak?
Mukmin : Saya dulu pernah sholat malam, tapi sekarang sudah sebulan tidak sholat malam.
Ustadz Khalid: Subhanallah. Sekarang, selama kamu masih hidup, bagaimana?
Akhir dari percakapan itu jelas ditujukan untuk memperingatkan mukmin yang lupa diri, mengira semua amalan baiknya diterima dan sombong tidak mau melakukannya lagi.
Ustadz Khalid Basalamah mengakhiri kultumnya dengan mengatakan seorang mukmin sejati tidak akan pernah berpuas diri dengan amalan-amalan sholeh yang sudah dilaksanakannya. Dia akan senantiasa sibuk untuk terus menambah kualitas diri dan kuantitas amalan shalehnya.
Sebab ada rasa khawatir amal tidak diterima, yang itu artinya ruh sanubarinya peka, tidak sombong, dan terus dapat mengingatkan diri sendiri untuk berbuat baik dan beramal saleh selamanya tanpa mengingat-ingat apa yang telah dilakukan kemarin.
Hati kecil orang mukmin mengetahui kalau amalan saleh kemarin sedang ditangguhkan oleh Allah SWT alias belum diterima. Seperti itulah penjelasan Ustadz Khalid Basalamah tentang rasa khawatir amal tidak diterima oleh Allah SWT.
Kontributor : Mutaya Saroh