Suara.com - Wakil Ketua Umum DPP Partai Gelora, Fahri Hamzah, menilai posisi Juru Bicara Presiden harus diperkuat lagi. Menurutnya Sekretaris Kabinet (Seskab) harus bisa merangkap jadi jubir Presiden lantaran disebut mempunyai modal akses kepada kabinet pemerintahan.
Pernyataan Fahri tersebut berkaitan dengan kekosongan posisi juru bicara Presiden selepas peninggalan Fadjroel Rachman yang resmi dilantik menjadi Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP).
"Menurut saya harus diperkuat ya, jadi malah saya mengharapakan Mensekab merangkap jubir itu. Karena seharusnya, juru bicara itu harus punya akses kepada rapat kabinet," kata Fahri ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (25/10/2021).
Fahri mengatakan, selama ini berdasarkan pengamatannya jubir-jubir Presiden tidak ada yang punya akses terhadap jajaran kabinet di pemerintahan.
Baca Juga: Jubir Presiden Beberkan Keberhasilan Dua Tahun Kepemimpinan Presiden Jokowi
"Terus dia (jubir) nyari-nyari berita sendiri di internet, di apa, terus dia baru ngomong, gitu loh. Nggak boleh," ungkapnya.
Jubir menurutnya, harus ada dalam rapat kabinet. Berkaca dari Amerika Serikat, kata dia, seorang jubir Presiden posisinya setingkat dengan para menteri.
"Makanya di Amerika Serikat kan jubir itu kan setingkat menteri, Press Secretary namanya ya kan. Harusnya begitu," tuturnya.
Lebih lanjut, Fahri menyarankan agar posisi jubir Presiden tidak diisi dengan figur-figur yang tak berkompeten. Menurutnya, jubir harus betul-betul bisa mensosialisasikan ide pemerintahan.
"Jangan taruh figur yang ecek-ecek juga harus betul-betul solid, supaya Presiden terbantu di dalam mensosialisasikan ide-ide pemerintah," tandasnya.
Baca Juga: Jubir Presiden Klaim Dua Tahun Kepemimpinan Jokowi Terjadi Transformasi Progresif
Fadjroel Dilantik Jadi Dubes
Sebelumnya Presiden Joko Widodo melantik 17 Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) di Istana Negara, Jakarta, Senin (25/10/2021). Dari 17 orang yang dilantik Jokowi adalah Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman.
Pelantikan tersebut dilakukan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 127 P Tahun 2021 Tentang Pengangkatan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia.
Sebelum melantik 17 Duta Besar LBBP, Jokowi menanyakan kesediaan para Dubes yang akan dilantik.
"Terlebih dahulu saya akan bertanya kepada saudara-saudara bersediakah saudara -saudara untuk diambil sumpah janji menurut agama masing-masing," tanya Jokowi.
Bersedia," jawab para Dubes LBBP.
Jokowi kemudian melantik 17 Duta Besar LBBP dengan menerapkan protokol kesehatan.
"Saya bersumpah, bahwa saya untuk diangkat menjadi duta besar luar biasa dan berkuasa penuh akan setia kepada UUD Negara Republik Indonesia 1945 serta akan menjalankan seluruh peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi darma bhakti saya kepada bangsa dan negara," ujar Jokowi saat melantik.
"Bahwa saya, dalam menjalankan tugas jabatan akan menjunjung tinggi etika jabatan, bekerja dengan sebaik-baiknya, dengan penuh tasa tanggung jawab," ucap para Dubes mengikuti sumpah yang dibacakan Presiden Jokowi," sambungnya.
Dalam pelantikan tersebut hadir pula Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.