Gus Yaqut Sebut Kemenag Hadiah untuk NU, Legislator PAN: Tendensius dan Memantik Polemik!

Senin, 25 Oktober 2021 | 10:21 WIB
Gus Yaqut Sebut Kemenag Hadiah untuk NU, Legislator PAN: Tendensius dan Memantik Polemik!
Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas di DPR RI, Senin (31/5/2021). [Suara.com/Novian Ardiansyah]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anggota DPR RI dari Fraksi PAN Guspardi Gaus menyayangkan narasi yang disampaikan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang menyebut Kemenag hadiah negara untuk Nahdlatul Ulama (NU). Menurutnya, pernyataan tersebut sangat tendensius.

"Penyataan ketua GP Ansor yang juga menteri agama itu sangat tendensius dan dapat memantik polemik dan kegaduhan di tengah masyarakat. Juga menafikan peranan dan sikap toleransi para wakil-wakil pemimpin Islam saat Pendirian Kementrian Agama," kata Guspardi kepada wartawan, Senin (25/10/2021).

Guspardi mengatakan, berkaca dari sejarah pembentukan Kementrian Agama ditetapkan dengan Penetapan Pemerintah No1/SD pada tanggal 3 Januari 1946 (29 Muhammad 1365 H). Dan itu dipandang sebagai kompensasi atas sikap toleransi wakil-wakil pemimpin Islam.

Menurutnya, Gus Yaqut telah mengaburkan bahkan menghilangkan peran aktif dan sikap toleransi dari wakil-wakil pemimpin Islam ketika itu.

Baca Juga: Gus Yaqut Bilang Kemenag Hadiah Negara untuk NU Bukan Umat Islam

"Kompromi "wakil- wakil" pemimpin Islam maknanya bukan hanya NU tetapi juga ormas Islam yang lainnya mempunyai peranan dan kontribusi dalam pembentukan Kementrian Agama," tuturnya.

Lebih lanjut, kata Guspardi, jika memang hadiah khusus negara untuk NU, ia mempertanyakan mengapa Menag pertama yang ditunjuk bukan tokoh yang berasal dari NU, melainkan tokoh Muhammadiyah bernama H.M. Rasjidi.

"Kementrian Agama itu dibentuk bukan dikhususkan bagi pemeluk agama Islam saja. Tetapi untuk semua pemeluk agama di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dan itu terwujud dengan dorongan dan sikap kompromi serta toleransi "wakil-wakil" pemimpin Islam," ungkapnya.

"Tentu dengan harapan, Kementrian Agama dapat berperan lebih besar sebagai rumah bersama seluruh umat beragama, ujar anggota Baleg DPR RI itu," sambungnya.

Sebut Menag Hadiah NU

Baca Juga: Ustaz Yusuf Mansyur: Insyaallah Atas Izin Allah, Golkar jadi Pemenang Pilpres dan Pilkada

Sebelumnya, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut menyebut Kementerian Agama merupakan 'hadiah negara' untuk Nahdlatul Ulama atau NU. Pernyataan Gus Yaqut ini disampaikan dalam acara Webinar Internasional yang digelar RMI-PBNU dan diunggah di akun YouTube TVNU pada Rabu (20/10/2021).

Dalam acara tersebut awalnya Gus Yaqut menceritakan adanya perdebatan kecil di kementerian ketika mendiskusikan soal Kementerian Agama. Dia lantas mengungkap, memiliki keinginan untuk mengubah logo atau tagline Kementerian Agama 'Ikhlas Beramal'.

"Saya bilang, enggak ada ikhlas kok ditulis gitu, namanya ikhlas itu dalam hati, ikhlas kok ditulis, ya ini menunjukkan nggak ikhlas," kata Gus Yaqut.

"Ikhlas beramal itu nggak bagus, enggak pas saya bilang," imbuhnya.

Menurut Gus Yaqut, ketika itu perdebatan berlanjut menyoal sejarah asal usul Kementerian Agama. Gus Yaqut menyebut ada salah satu ustaz yang ketika itu tidak setuju jika Kementerian Agama harus menaungi semua agama.

"Ada yang tidak setuju, 'Kementerian ini harus Kementerian Agama Islam' karena Kementerian agama itu adalah hadiah negara untuk umat Islam. Saya bantah, bukan, 'Kementerian Agama itu hadiah negara untuk NU', 'bukan untuk umat Islam secara umum, tapi spesifik untuk NU'. Nah, jadi wajar kalau sekarang NU itu memanfaatkan banyak peluang yang ada di Kementerian Agama karena hadiahnya untuk NU," tutur Gus Yaqut.

Lebih lanjut, Gus Yaqut menjelaskan terkait sejarah berdirinya Kementerian Agama karena pencoretan tujuh kaya dalam Piagam Jakarta. Menurutnya, tokoh-tokoh NU ketika itu berperan penting sebagai juru damai usai tujuh kata yakni 'Ketuhanan dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluk-pemeluknya' dihapus dalam Piagam Jakarta.

"Yang usulkan itu jadi juru damai atas pencoretan itu Mbah Wahab Chasbullah. Kemudian lahir Kemenag karena itu," ujarnya

"Nah wajar kalau kami minta Dirjen Pesantren dan kami banyak afirmasi pesantren dan santri jamiyah NU. Saya kira rasa wajar saja. Tak ada yang salah."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI