Dalam Sepekan, Surabaya Raih Penghargaan Lingkungan Tingkat Nasional dan ASEAN

Minggu, 24 Oktober 2021 | 17:30 WIB
Dalam Sepekan, Surabaya Raih Penghargaan Lingkungan Tingkat Nasional dan ASEAN
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menerima penghargaan dari Menteri LHK, Siti Nurbaya. (Dok: Pemkot Surabaya)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Keberhasilan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam membangun dan mengembangkan lingkungan sudah diakui di tingkat nasional maupun internasional. Pengakuan keberhasilan itu ditunjukkan dengan pemberian penghargaan.

Dalam sepekan, Kota Surabaya berhasil meraih dua penghargaan sekaligus dalam bidang lingkungan, yaitu penghargaan proklim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan penghargaan Udara Terbersih se-Asia Tenggara atau ASEAN.

Penghargaan Lingkungan Tingkat Nasional dan ASEAN. (Dok: Pemkot Surabaya)
Penghargaan Lingkungan Tingkat Nasional dan ASEAN. (Dok: Pemkot Surabaya)

Penghargaan beruntun itu dimulai Selasa (19/10/2021). Kala itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menerima penghargaan Program Kampung Iklim (Proklim) dari Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK. Pemberian penghargaan yang digelar secara virtual itu diikuti Wali Kota Eri dari dari lobi lantai 2, Balai Kota Surabaya.

Saat itu, KLHK memberikan penghargaan kepada 10 kampung di Kota Surabaya. Mereka memperoleh Trophy Proklim Utama dan Sertifikat Proklim Utama.

Baca Juga: 10 Universitas di Surabaya, Negeri dan Swasta Lengkap dengan Sejarahnya

Sebagai kota besar yang kendaraannya sangat banyak, tentu ini merupakan prestasi yang luar biasa, makanya Wali Kota Eri pun sangat bersyukur atas prestasi tersebut.

“Alhamdulillah, meskipun kita (Surabaya) kota besar dan banyak kendaraan, tapi di kampung-kampung kita bisa menyabet 10 kategori. Ini menunjukkan bahwa Kota Surabaya, iklimnya masih nyaman dan bisa dibilang masih sehat, emisi udaranya tidak jelek,” kata Wali Kota Eri.

Menurut dia, perolehan 10 penghargaan Proklim ini merupakan bagian dari kerja keras warga Surabaya. Di setiap kampung ada yang menggerakkan, seperti penanaman pohon, mengembangkan kebersihan seperti pengolahan sampah hingga menjaga kelestarian kampung.

“Ini sebenarnya dampak dari adanya Surabaya Smart City dulu, sehingga program yang sudah ada ini akan terus dilakukan oleh teman-teman, baik dari DKRTH (Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau) maupun leader-nya di Dinas Lingkungan Hidup, dengan harapan, membangkitkan keinginan masyarakat untuk terus menjaga kampung dan iklim di wilayahnya masing-masing,” ujarnya.

Dua hari kemudian, Kota Surabaya berhasil meraih penghargaan sebagai kota besar dengan udara terbersih se-Asia Tenggara atau ASEAN. Penghargaan yang pertama diraih sepanjang sejarah itu diterima langsung oleh Wali Kota Eri dalam acara yang bertajuk “The 5 ASEAN ESC Award and the 4 Certificate of Recognition”, yang digelar di Jakarta, Kamis (21/10/2021).

Baca Juga: 9 Kuliner Malam Surabaya Terpopuler, Wajib Coba Rawon

Seusai menerima penghargaan itu, Wali Kota Eri menjelaskan bahwa dalam penghargaan ESC ini, ada beberapa kategori baik untuk kota besar maupun kota kecil. Kategorinya adalah clean air, clean land, dan clean water.

Sedangkan Kota Surabaya mendapatkan penghargaan dengan kategori clean air (udara bersih) kota besar di seluruh ASEAN.

“Kota Surabaya dinilai mampu mengatasi emisi, polusi, dan itulah yang kita lakukan di Surabaya, sehingga kita mendapatkan penghargaan ini,” kata Wali Kota Eri.

Menurutnya, penghargaan udara terbersih di tingkat ASEAN ini baru pertama diraih Kota Surabaya. Sebab selama ini, Surabaya belum pernah mendapatkan penghargaan semacam ini di tingkat ASEAN.

“Baru tahun 2021 ini kita mendapat penghargaan ini,” katanya.

Wali Kota Eri juga menjelaskan berbagai inovasi yang terus dikembangkan oleh Pemkot Surabaya dalam mengembangkan kualitas lingkungan di Kota Surabaya. Inovasi itu mulai dari melaksanakan penanaman pohon yang intensif dan merata serta mengembangkan urban farming di taman hutan raya dan kampung-kampung di Surabaya.

“Di bagian pesisir timur dan utara kota, ditanami berbagai jenis pohon bakau dengan tetap memperhatikan keanekaragaman hayati di kawasan tersebut untuk melestarikan struktur geologi pesisir serta melindungi satwa liar, termasuk burung migran,” katanya.

Adapun persentase ruang terbuka hijau (RTH) di Kota Surabaya mencapai 21,99 persen, sehingga ini melampaui persyaratan minimal 20 persen dengan luasan sebesar 7356,96 hektar pada 2020. RTH tersebut dapat menyerap total CO2 sebesar 642.794,59 ton/tahun.

“Berdasarkan inovasi tersebut, capaian IKU (Indeks Kualitas Udara) Kota Surabaya sebesar 90,31, yang artinya melebihi capaian IKU nasional,” kata dia.

Ia juga memastikan, kualitas udara Kota Surabaya terus meningkat setiap tahunnya, terutama mulai tahun 2016-2020. Selain IKU yang menunjukkan peningkatan, Kota Surabaya juga mampu meningkatkan kualitas lingkungan melalui gerakan partisipasi masyarakat hijau (gerakan 3R) dan juga Program Waste to Energy yang menggunakan metode gasifikasi.

“Surabaya juga telah mengembangkan konsep Green Transportation dan Green Buildings. Kita juga sudah menggunakan pembangkit listrik tenaga surya di 74 titik persimpang. Berbagai inovasi ini terus kita kembangkan, tujuan utamanya untuk memberikan yang terbaik bagi warga Surabaya, bukan penghargaan,” tegasnya.

Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya mengatakan, penghargaan ESC ini diberikan kepada kota-kota yang telah memenuhi kriteria lingkungan tertentu, tidak hanya bersih dan kota hijau, tetapi juga berhasil menunjukkan perubahan signifikan dalam upaya mengelola limbah domestiknya serta mempromosikan ekonomi sirkular melalui pengelolaan sampahnya.

“Selamat kepada 23 kota yang telah terpilih untuk menerima penghargaan dan sertifikat pengakuan untuk udara bersih, air bersih, dan tanah bersih,” katanya.

Sebenarnya, di Indonesia itu sudah ada program serupa dengan ESC ini, yaitu penghargaan Adipura. Ia juga menegaskan, tiga kota dari Indonesia yang berhasil menerima penghargaan di tingkat ASEAN ini adalah penerima penghargaan Adipura. Selama ini, Kota Surabaya selalu langganan menjadi penerima penghargaan Adipura.

Menurut Siti Nurbaya, ESC Award yang digagas oleh ASEAN ini bisa menjadi pendekatan paling efektif untuk mendorong kota-kota di ASEAN untuk lebih memobilisasi sumber dayanya dalam membangun kota bersih dan hijau. Oleh karena itu, dia berharap penghargaan ini juga bisa memotivasi banyak pihak di seluruh dunia untuk lebih aware terhadap lingkungannya.

“Saya percaya penghargaan ini serta pengakuan untuk kota-kota yang berhasil mempertahankan Tanah Air dan udara yang bersih ini memiliki dampak mendalam pada penerimaannya,” ujarnya.

Sekretaris Jenderal ASEAN Lim Jock Hoi menyampaikan bahwa ASEAN bangga mengakui kota-kota yang mendapat penghargaan ESC Award dan Certificate of Recognition tahun ini.

“Kota-kota ini telah memprioritaskan pengarusutamaan kebijakan dan program pembangunan yang ramah lingkungan. Jadi, kami sangat bangga mengakui kota-kota ini,” pungkasnya. (ADV)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI