Ada 1,98 Juta Percakapan Hoaks Selama Dua Tahun Pemerintahan Jokowi

Sabtu, 23 Oktober 2021 | 12:38 WIB
Ada 1,98 Juta Percakapan Hoaks Selama Dua Tahun Pemerintahan Jokowi
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin [Biro Pers Istana]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selama dua tahun pemerintahan Jokowi - Maruf Amin, menurut analisa Drone Emprit, terdapat 1,98 juta percakapan tentang hoaks di media sosial Twitter.

Dari jumlah tersebut, didominasi hoaks tentang Covid-19 sebagai konspirasi dan isu kandungan microchip magnetik dalam vaksin.

Senior Analyst Drone Emprit Yan Kurniawan berkata, "Itu berita tentang hoaks yang menurut saya menarik. Karena di tahun-tahun sebelumnya nggak ada pola seperti itu, yang ada hoaks didominasi isu politik dan SARA."

Dalam diskusi bertajuk Hoaks, Kualitas Pers dan Hegemoni Media Sosial, hari ini,  Yan mengatakan jika dalam dua tahun terjadi 1,98 juta percakapan tentang hoaks, berarti per tahun, "Kalau dipukul rata, ada sejuta (percakapan soal hoaks)." 

Baca Juga: Akun Ustadz Abdul Somad Unggah Video Viral Indahnya Makam Rasulullah, Ternyata Hoaks

Penyebaran hoaks bukan hanya terjadi di media sosial atau kanal yang sifatnya terbuka, tetapi juga masuk ke ranah percakapan pribadi.

"Terus yang ngeri, hoaks itu nggak lagi masuk hanya kanal sosmed terbuka tapi juga kanal tertutup seperti WhatsApp dan semacamnya."

Hoaks banyak dipercakapkan bukan berarti pengguna media sosial menyukai kebohongan, kata Yan, "lebih didasari oleh ketakutan, terus takut keluarganya kena akhirnya dia ikut nyebar."

Itu pula yang kemudian menjawab pertanyaan mengapa hoaks gampang menyebar di media sosial.

Tetapi selain karena ketakutan, faktor lainnya yang mempengaruhi yaitu keyakinan.

Baca Juga: Presiden Arema FC Sesalkan Hoaks Insiden Perusakan Bus

Yan memberikan contoh seseorang tidak menyukai sosok Jokowi. Ketika menemukan pemberitaan negatif mengenai Jokowi, orang tersebut akan langsung menyebarluaskannya.

"Pokoknya apa yang dilakukan pak Jokowi salah misalnya, jadi ada berita pak Jokowi yang negatif langsung sebar."

REKOMENDASI

TERKINI