Suara.com - Progres pembangunan Bendungan Randugunting yang terletak di Blora Jawa Tengah sudah mencapai 87,05 persen dan ditargetkan selesai 100 persen akhir tahun. Presiden Joko Widodo direncanakan akan meresmikan salah satu Proyek Strategis Nasional/PSN yang menghabiskan anggaran sebesar Rp858 miliar tersebut.
Kepala Satker Pembangunan Bendungan Balai Besar Wilayah Sungai/BBWS Pemali Juana Kementerian PUPR, I Gusti Ngurah Carya Andi mengatakan pembangunan bendungan ini lebih cepat satu tahun dari kontrak yang telah disepakati, persisnya November 2022.
"Bendungan Randugunting masuk PSN target pemerintahan Jokowi dalam pembangunan 65 pembangunan bendungan. Progres per hari ini 87,05 persen," kata Carya kepada wartawan ditulis, Jumat (22/10/2021).
Dengan cepatnya proses pembangunan bendungan ini proses pengisian air pun ditargetkan akan dilakukan pada bulan depan atau tepatnya November 2021.
Baca Juga: Dipanggil Jokowi Buntut Sanksi WADA, Menpora Diminta Lakukan Hal Ini
"Kalau proses impounding (pengisian air) sampai penuh kami targetkan bulan Maret 2022 sudah terisi penuh," ujarnya.
Carya mengatakan, pembangunan bendungan ini untuk memenuhi kebutuhan air baku dan irigasi bagi masyarakat Blora dan Rembang. Dikatakan dia Wilayah Blora, Rembang dan sekitarnya memiliki curah hujan yang sangat rendah sehingga wilayah tersbeut terbilang kering.
"Itu kenapa bendungan diperlukan, untuk keperluan air baku dan irigasi," tutur Andi.
Asal tahu saja, bendungan ini merupakan salah satu dari 65 Bendungan yang ditargetkan oleh pemerintahan Jokowi.
Pembangunan Bendungan Randugunting direncanakan akan mampu menyuplai air baku di Kabupaten Blora dan Kabupaten Rembang sebesar 150 liter per detik. Pasca impounding, diproyeksikan tampungan efektif mencapai 8,61 juta m3.
Bendungan Randugunting dibangun oleh kontraktor PT Wijaya Karya - PT Andesmont Sakti, KSO dengan menggunakan anggaran APBN murni dimana bendungan ini terletak di aliran Sungai Banyuasin, DAS Randugunting, Desa Kalinanas, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora.
Baca Juga: 7 Tahun Kepemimpinan Jokowi, Partai Ummat: Makin Represif, Oligarki Menguat