Suara.com - Sutradara Angga Sasongko menyuarakan pendapatnya mengenai Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) calon pegawai negeri sipil (CPNS) di Jawa Timur. Diketahui, momen itu mendapatkan sorotan setelah panitia mengenakan kostum 'pink soldier' dalam serial Netflix, Squid Game.
Peristiwa itu terjadi di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Jawa Timur. Aksi panitia itu juga diwarnai dengan bunyi sirene dan suara latar belakang yang mencekam khas serial Squid Game.
Melalui akun Twitternya, Angga menilai aksi panitia memakai kostum ala Squid Game itu tidak pantas. Apalagi, panitia juga membawa senjata laras panjang palsu yang ditodongkan ke peserta SKD CPNS.
Angga turut menyinggung perizinan Hak Atas Kekayaan Intelektual atau HAKI. Ia mempertanyakan apakah Kemenkumham sudah meminta izin mengenai penggunaan kostum Squid Game.
Baca Juga: Viral Suami Kesal Istri Masak Kangkung Tiap Hari, Jatah Bulanan Jadi Sorotan
Terlebih, ide penggunaan kostum Squiq Game itu diadakan oleh Kemnenkumham. Angga mengingatkan Kemenkumhan merupakan instansi yang menaungi Dirjen HAKI.
"Selain inappropriate, @Kemenkumham_RI yang di dalamnya ada Dirjen HAKI udah ijin sama pemilik IP-nya belum tuh?" tanya Angga Sasongko sebagai keterangan Twitter seperti dikutip Suara.com, Jumat (22/10/2021).
Tak hanya HAKI, Angga juga menyinggung perizinan musik yang digunakan dalam video SKD CPNS tersebut. Ia mengatakan penggunaan musik oleh Kemenkumham itu juga harus memiliki izin.
"Musik di dalam videonya pun perlu dipertanyakan izinnya," pesan Angga Sasongko.
Hingga berita ini dipublikasikan, kritikan Angga Sasongko itu sedikitnya telah di-retweet 600 kali dan mendapatkan 1.300 tanda suka.
Baca Juga: Viral Emak-emak Bubarkan Pendemo di Makassar: Kau Islam, Salat Magrib
Warganet juga ramai membanjiri cuitan Angga Sasongko di kolom komentar. Mereka menuliskan beragam pendapat mengenai penggunaan kostum Squid Game.
Warganet juga menyoroti mengenai pembelian kostum Squid Game yang tentunya menggunakan uang rakyat.
"Saya tidak setuju pajak saya untuk beli seperti itu, tapi sepertinya tidak melanggar HAKI, bukan tujuan untuk komersil," komentar warganet.
"Hahahahaha ditunggu klarifikasinya bapak-bapak dan ibu-ibu pejabat dan staf Kemenkumham," tulis warganet.
"Kena nih di copyright pasti haha," tambah yang lain.
"Beginilah kalau tim kreatif diisi oleh milenial milenial sok asik, cringe banget," sindir warganet.
"Jadi bayar pajak mahal-mahal itu buat modal cosplay pink soldier?" tanya warganet.
"Paling seneng banget kalau ada yang bahas tentang HAKI," sahut warganet.
"Orang hukum, yang tidak mengerti apa itu hukum," kritik warganet.
"Bisa-bisanya lembaga instansi negara dengan bangganya menpromosikan karya anak bangsa lain. Kalau hanya sekedar individu mungkin dia cosplay, tapi ini instansi loh. Mungkin maksudnya mau lebih dekat dengan masyarakat karena lagi booming, tapi intansi bukan tempat bercanda," tegas warganet.
Kemenkumham Ingin Peserta SKD CPNS Rileks Lewat Panitia Berkostum Squid Game
Menurut keterangan yang disampaikan Hummas Kanwil Kemenkumham Jatim, pihaknya menggelar SKD CPNS Formasi Penjaga Tahanan dan Pemeriksa Keimigrasian pada Rabu (20/10/2021). Penggunaan kostum 'pink soldier' Squid Game itu dilakukan mereka sebagai cara unik untuk mencarikan ketegangan para peserta.
Kepala Kanwil Kemenkumham Jatim Krismono menjelaskan kalau pihaknya memang sengaja mengambil tema Squid Game untuk menciptakan suasana yang berbeda dalam tes CPNS. Adapun penggunaan tema tersebut diharapkan membuat peserta tidak tegang saat menjalani tes.
"Kami ingin membuat peserta (SKD CPNS) lebih rileks dan bahagia," kata Krismono dalam keterangannya, Kamis (21/10/2021).
Siapapun yang bertahan sampai akhir permainan maka dialah yang akan menjadi pemenangnya. Kendati demikian ia menilai masih ada perbedaan antara Squid Game dengan tes CPNS.
"Tapi bedanya, Squid Game diikuti orang-orang putus asa, sedangkan seleksi CPNS diikuti masyarakat yang penuh semangat dan optimisme," tuturnya.
Selain itu ia juga mengatakan bahwa faktor mental peserta menjadi salah satu yang dominan dalam mengerjakan soal. Krismono menganggap banyak peserta yang terlalu tegang, sehingga hasilnya kurang memuaskan.
Dengan begitu, ia berharap dengan adanya kreativitas dari pihak panitia, bisa sedikit mengendurkan ketegangan yang ada.
"Kami berharap melalui seleksi ini mendapatkan SDM yang mumpuni secara intelektual dan integritas."
Video yang mungkin Anda lewatkan: