Tak hanya itu, Zainut yang mengutip pesan Wakil Presiden Maruf Amin mengatakan bahwa santri milenial tidak cukup hanya pintar mengaji. Lebih dari itu, santri kata dia harus mempunyai daya hidup dan kreativitas agar siap memasuki dunia industri dan dunia usaha.
"Agar lebih kontributif dalam memecahkan masalah yang kompleks pada abad ke-21 santri milenial juga harus dapat berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan mampu berkolaborasi," ucap Zainut.
Karena itu, kata Zainut, proses pembelajaran di pesantren, selain tetap berorientasi tafaqquh fi al-din, semestinya juga terus disesuaikan agar selalu relevan dengan perkembangan zaman, tuntutan dunia industri dan dunia usaha, serta potensi kaum milenial dalam penghidupan di masa depan.
"Para ustadz di pesantren semakin penting untuk menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai pendidikan karakter kepada santri, yaitu karakter religius dan jiwa fastabiqul khairat atau berlomba-lomba untuk kebaikan," katanya.