Suara.com - Militer Ethiopia telah meluncurkan serangan udara baru di Tigray sebagai serangan pengemboman putaran kedua minggu ini melawan pemberontak di wilayah yang dilanda pertempuran.
Serangan udara tersebut menandakan peningkatan tajam konflik yang berlangsung hampir setahun di Ethiopia bagian utara yang mengadu pasukan pemerintah dan sekutunya melawan Front Pembebasan Rakyat Tigrayan (TPLF), partai pemerintahan yang pernah dominan di Tigray.
Mengutip Aljazeera, Kamis (21/10/2021), pemerintah mengatakan telah mengebom gudang senjata di ibukota regional Tigray, Mekelle, dan kota Agbe yang terletak sekitar 80 km (50 mil) di sebelah barat.
Juru bicara pemerintah Legesse Tulu mengatakan mereka menargetkan fasilitas yang telah diubah TPLF menjadi lokasi pembangunan dan perbaikan persenjataan.
Baca Juga: Kisah Biarawan Ethiopia, dari Pembawa Kitab Suci Kini Memanggul Senjata
Mantan Direktur Rumah Sakit Rujukan Ayder Tigray, Hayelom Kebede, mengatakan kepada Associated Press bahwa setidaknya 14 orang terluka dalam serangan udara di Mekelle dan tiga dalam kondisi kritis.
Juru bicara TPLF Getachew Reda mengatakan serangan bom pada Rabu lalu di Mekelle telah menargetkan perumahan yang menyebabkan cedera pada warga sipil dan merusak properti.
“Reaksi (Presiden) Abiy atas kekalahannya dalam pertempuran yang sedang berlangsung adalah menargetkan warga sipil yang berjarak ratusan kilometer dari medan pertempuran,” kata Reda di Twitter.
Seorang narasumber terkait kemanusiaan di Mekelle mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa serangan udara di kota tersebut terjadi di 05 Kebelle, sebuah daerah dekat pabrik semen di pinggiran kota.
Secara terpisah, kantor berita AFP mengutip seorang penduduk Mekelle yang mengatakan bahwa sebuah lokasi industri telah dihancurkan dalam serangan udara tersebut.
Baca Juga: Perjuangan Migran Ethiopia ke Arab Saudi: Ancaman Kelaparan hingga Pertaruhkan Nyawa
“Itu berat dan jetnya sangat dekat. (Serangan) Itu telah membakar seluruh kompleks. Kami tidak tahu korbannya tetapi sekarang seluruh perusahaan terbakar menjadi abu,” kata seorang penduduk.
Serangan itu terjadi dua hari setelah angkatan udara Ethiopia mengkonfirmasi serangan udara di Mekelle yang menurut seorang saksi menewaskan tiga anak. Angkatan udara mengatakan menara komunikasi dan peralatan diserang.
William Davison, analis senior International Crisis Group untuk Ethiopia, mengatakan bahwa serangan itu tampaknya menjadi bagian dari upaya untuk melemahkan perlawanan bersenjata Tigray, dengan TPLF memperoleh keuntungan di wilayah-wilayah Amhara di selatan Tigray.
“Bersama dengan tenaga kerja yang unggul, kendali atas langit adalah salah satu dari sedikit area keuntungan militer yang tersisa bagi pemerintah federal,” ucap Davison.
Permohonan internasional untuk menghentikan pertempuran dinilai gagal karena sejauh ini pertempuran tersebut telah menewaskan ribuan orang dan memaksa lebih dari dua juta orang meninggalkan rumah mereka. (Jacinta Aura Maharani)