Negara Miskin Belum Dapat Vaksin, WHO Sebut Pandemi Covid Bakal Berlangsung hingga 2022

Kamis, 21 Oktober 2021 | 14:55 WIB
Negara Miskin Belum Dapat Vaksin, WHO Sebut Pandemi Covid Bakal Berlangsung hingga 2022
Negara Miskin Belum Dapat Vaksin, WHO Sebut Pandemi Covid Bakal Berlangsung hingga 2022. Ilustrasi negara miskin dan berkembang. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut pandemi Covid-19 akan berlangsung satu tahun lebih lama dari yang seharusnya karena negara-negara miskin belum mendapatkan vaksin Covid-19 yang mereka butuhkan.

Seperti dikutip dari BBC, Kamis (21/10/2021), Dr Bruce Aylward, pemimpin senior di WHO, mengatakan hal tersebut menandakan krisis Covid-19 dapat dengan mudah berlarut-larut hingga 2022.

Kurang dari 5 persen populasi di Afrika telah divaksinasi dibandingkan dengan 40 persen di sebagian besar benua lain.

Dr Aylward mengimbau negara-negara kaya untuk menyerahkan tempat mereka dalam antrean vaksin Covid-19 agar perusahaan farmasi dapat memprioritaskan negara-negara berpenghasilan rendah sebagai gantinya.

Baca Juga: Rusia Temukan Varian Baru Covid-19, Diklaim Lebih Menular dari Delta

Ia mengatakan negara-negara kaya perlu "menginventarisasi" di mana mereka terikat dengan komitmen sumbangan yang dibuat pada pertemuan puncak seperti pertemuan G7 di St Ives, Inggris, musim panas ini.

"Saya dapat memberi tahu Anda bahwa kami tidak berada di jalur yang benar. Kami benar-benar perlu mempercepatnya atau apakah Anda tahu? Pandemi ini akan berlangsung selama satu tahun lebih lama dari yang seharusnya," kata Dr Aylward.

Aliansi Amal The People's Vaccine telah merilis angka terbaru yang menunjukkan hanya satu dari tujuh dosis vaksin yang dijanjikan oleh perusahaan farmasi dan negara-negara kaya yang sebenarnya mencapai tujuan di negara-negara miskin.

Sebagian besar vaksin Covid-19 telah diberikan di negara-negara berpenghasilan tinggi atau menengah ke atas. Afrika hanya menyumbang 2,6 persen dari dosis vaksin yang diberikan secara global. (Jacinta Aura Maharani)

Baca Juga: Rusia Laporkan Munculnya Virus AY42 Disebut Lebih Berbahaya dari Varian Delta

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI