Suara.com - Pemerintah Rusia melabeli sebuah grup di media sosial, 'Male States' ke dalam kelompok ekstremis dengan dasar kelompok kebencian ultra-nasionalis.
Grup Male State adalah sekelompok pria yang yang kerap menghasut kebencian terhadap wanita dan kaum minoritas termasuk gay.
Menyadur The Moscow Times (Kamis (21/10/2021), situs berita Mediazona melaporkan kelompok ini kerap melakukan kampanye pelecehan terhadap wanita.
Pengadilan regional Nizhny Novgorod memenuhi permintaan Kantor Kejaksaan dan memasukkan pendiri Male-State, Vladislav Pozdnyakov sebagai kelompok ekstremis.
Baca Juga: Bom Dekat Istana Presiden Somalia, Ekstremis Al-Shabaab: Operasi Syahid
Male State menggembar-gemborkan sebuah patriarki radikal dengan tujuan mengubah tatanan konstitusional, tulis deskripsi unit anti-ekstremisme polisi Rusia.
Kelompok itu menentang rezim politik saat ini dan percaya bahwa pihak berwenang Rusia sedang mengorganisir genosida terhadap populasi laki-laki, tambahnya.
Pozdnyakov tidak berada di Rusia dan janji bersaksi di pengadilan melalui tautan video. Ia dijatuhi hukuman percobaan tahun 2018 atas tuduhan menghasut kebencian terhadap perempuan dan dibatalkan tahun berikutnya.
Setelah dilarang dari situs media sosial VKontakte pada tahun 2020, Male State mengoordinasikan aktivitasnya di aplikasi perpesanan Telegram.
Telegram, yang didirikan oleh pengusaha teknologi kelahiran Rusia Pavel Durov, melarang saluran Male State minggu lalu setelah mendapat kecaman.
Baca Juga: Diduga Terlibat Kelompok Ekstremis, 12 Anggota Garda Nasional AS Dicopot
Male State bergabung dengan puluhan kelompok fundamentalis, serta agama dan politik, yang dilarang oleh pengadilan Rusia dalam beberapa tahun terakhir.
Mereka termasuk Negara Islam dan Taliban serta Saksi-Saksi Yehuwa dan lembaga investigasi yang memenjarakan kritikus Kremlin Alexei Navalny Yayasan Anti-Korupsi (FBK) dan jaringan politik juga aktivis.