Untuk melindungi dari kemungkinan munculnya penyakit serius dan agar sistem layanan kesehatan tidak kewalahan, peneliti masalah virus dan penyakit menular di Griffith University, Lara Herrero mengatakan pelonggaran pembatasan sebaiknya dilakukan secara bertahap.
"Mereka yang tidak memiliki kekebalan bisa terkena virus dan karenanya kita harus membuka diri secara bertahap," katanya.
Kebijakan sekarang yang beralih dari target "Nol kasus COVID" adalah berusaha menekann angka kematian serendah mungkin.
Menurunnya tingkat perlindungan dari vaksin
Berapa lama tepatnya waktu dibutuhkan hingga COVID-19 menjadi endemi sulit dipastikan.
Ini semua akan berbeda antar negara, tergantung pada tingkat vaksinasi, tingkat kekebalan dalam masyarakat setempat dan jumlah virus yang beredar.
Professor Eddie mengatakan para pakar saat ini sedang memperhatikan data dari negara seperti Denmark, yang sudah memiliki tingkat vaksinasi tinggi dan melonggarkan semua pembatasan sejak 10 September.
"Denmark sudah memutuskan 'kita sekarang hidup bersama dengan COVID, ini merupakan bagian dari kehidupan kita," katanya.
Menurut Dr Ian, kebijakan untuk "hidup bersama COVID" juga akan tergantung pada keputusan pemerintah mengenai jumlah kasus dan kematian yang bisa diterima.
Baca Juga: Capaian Vaksinasi Sudah Mencapai 124,53 persen, Ternyata Tidak Seluruhnya Warga Kota Solo
"Beberapa orang mengatakan hidup dengan COVID artinya 'biarkan saja sepenuhnya' dan mengandalkan tingkat vaksinasi untuk mencegah kasus dan kematian," katanya.