Lebih lanjut, Mardani juga menyoroti soal penegakkan hukum dalam dua tahun kepemerintahan Jokowi-Maruf. Menurutnya kekecewaan publik makin menurun atas penegakkan hukum terlebih dengan adanya tagar #PercumaLaporPolisi.
Untuk Polri Mardani menyoroti soal dugaan pemerkosaan 3 anak di bawah umur oleh ayah kandung di Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Dan kasus terbaru oknum polisi melakukan tindakan tak humanis dengan memiting dan membanting mahasiswa saat pengamanan aksi di depan Kantor Bupati Kabupaten Tangerang.
"Mestinya bisa menjadi cambuk peningkatan pendekatan nan humanis demi kepolisian yang presisi," ungkapnya.
Terakhir Mardani menyoroti soal isu pemberantasan korupsi khususnya terkait dengan polemik Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) terhadap pegawai KPK. Ia menyayangkan sikap Jokowi yang cuek terhadap kasus tersebut.
"Kepercayaan publik terhadap KPK pun jeblok. Perlu diingat dukungan publik punya nilai strategis bagi KPK," tuturnya.
Mardani menuturkan, sebenarnya masih banyak masalah yang menjadi catatannya, hal itu seperti rencana pemindahan ibukota yang dianggap non-urgensi. Bahkan masukan Tenaga Kerja Asing (TKA) Tiongkok juga jadi sorotannya.
"Pekerjaan rumah presiden masih banyak, perlu kesiapan dan kerelaan untuk sungguh-sungguh mengurai dan menyelesaikannya. Tanpa kesungguhan, sejatinya tidak ada keberhasilan bagi seorang pemimpin. Dan PKS akan tetap menjadi #KamiOposisi yang konstruktif, solutif, dan berimbang demi bakti kami untuk negeri yang lebih baik," tandasnya.