Tahanan Politik Myanmar: Mereka Mengatakan akan Membawa Saya Pulang

SiswantoBBC Suara.Com
Rabu, 20 Oktober 2021 | 09:42 WIB
Tahanan Politik Myanmar: Mereka Mengatakan akan Membawa Saya Pulang
BBC
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Junta Myanmar telah membebaskan ratusan tahanan politik yang ditangkap karena menentang kudeta Februari lalu. Kendati begitu, beberapa dari mereka kembali ditangkap, menurut laporan media lokal dan pegiat HAM.

Media pemerintah Global New Light of Myanmar pada Selasa (19/10) menyebut 647 tahanan dibebaskan dari penjara Insein di Yangon, sementara 80 orang dibebaskan dari sebuah penjara di Mandalay.

Anggota keluarga tampak bersorak dan melambaikan bunga, ketika bis-bis yang mengangkut tahanan perempuan dan laki-laki keluar dari Penjara Insein.

Baca juga:

Baca Juga: Ketegasan Brunei Buahkan Hasil, Junta Myanmar Cari Upaya Kompromi

Di antara yang menunggu di luar penjara adalah Toe Toe Win. Ia menanti pembebasan kakaknya yang ditahan dengan tuduhan menyebarkan informasi, yang merugikan militer.

"Ia ditangkap ketika seseorang melaporkannya. Ia menerbitkan buku, jadi mereka memesan 50 buku dari kakak dan menangkapnya dengan kendaraan polisi serta truk militer," ujar Toe Toe Win.

"Saya berharap ia dibebaskan. Kakak punya dua anak di rumah. Saya ingin ia pulang secepatnya," tutur perempuan tersebut.

Pemimpin junta militer Myanmar, Min Aung Hlaing, berjanji membebaskan 5.636 tahanan pada Senin (18/10), setelah ia tidak diundang dalam konferensi tingkat tinggi ASEAN.

Akan tetapi, sebagian dari mereka yang dibebaskan, kembali ditangkap atas dakwaan berbeda-beda.

Baca Juga: Sadis! Balita 1 Tahun Tewas Ditembak di Myanmar, Sang Ayah Luka-luka

Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), sebuah kelompok nirlaba yang mendokumentasikan pembunuhan dan penangkapan sejak kudeta militer pada Februari, mengatakan kepada Reuters pada Selasa (19/10) malam, ada sekitar 40 orang ditahan lagi setelah mereka dibebaskan.

Setidaknya 1.178 orang tewas dan 7.355 ditangkap, didakwa atau dijatuhi hukuman selama demonstrasi berdarah, setelah Aung San Suu Kyi digulingkan dan para pemimpin militer merebut kekuasaan pada Februari lalu.

'Mereka mengatakan akan membawa saya pulang'

Monywa Aung Shin, juru bicara Partai Liga Nasional untuk Demokrasi yang diketuai Aung San Suu Kyi, adalah salah satu dari tahanan yang dibebaskan.

"Mereka datang kepada saya hari ini dan mengatakan mereka akan membawa saya pulang, itu saja," ujar Monywa Aung Shin kepada Democratic Voice ofBurma, Senin (08/10) malam dalam perjalanan pulang dari penjara.

Ia ditangkap pada 1 Februari dan telah menghabiskan delapan bulan di penjara.

Komedian Zarganar, kritikus terkenal Myanmar pemerintah militer masa lalu, juga dibebaskan Senin malam, menurut laporan media lokal dan unggahan media sosial oleh teman dekatnya.

Foto dan video di media sosial menunjukkan para tahanan bersatu kembali dengan anggota keluarga yang menangis.

Foto-foto lain menunjukkan deretan bus meninggalkan bagian belakang pintu masuk penjara, dengan penumpang bersandar di jendela dan melambai pada orang banyak yang berkumpul di luar.

Ditangkap lagi setelah dibebaskan

Pembebasan itu digambarkan oleh beberapa aktivis sebagai taktik oleh militer yang berkuasa untuk mencoba membangun kembali reputasi internasionalnya setelah ASEAN mengecualikan mereka dari konferensi tingkat tinggi ASEAN yang digelar 26-28 Oktober 2021.

Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara itu justru mengundang perwakilan non-politik dari Myanmar, bukan Jenderal Min Aung Hlaing.

Pelapor Khusus PBB Tom Andrews menyambut baik pembebasan itu, namun menegaskan penangkapan mereka sebelumnya adalah "keterlaluan".

"Junta membebaskan tahanan politik di Myanmar bukan karena perubahan hati, tetapi karena tekanan," katanya via akun Twitter.

Tak lama setelah media lokal mulai mendokumentasikan pembebasan anggota parlemen, jurnalis, dan lainnya dari Penjara Insein Yangon dan fasilitas tahanan di Mandalay, Lashio, Meiktila dan Myeik, beredar laporan bahwa mereka ditangkap kembali.

Media lokal, termasuk Democratic Voice of Burma and Khit dan Khit Thit Media, juga melaporkan beberapa orang kembali ditangkap.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI