Cerita Kader Demokrat Sempat Ikut KLB, Pilih Balik Badan Karena Tak Dapat Uang Rp 100 Juta

Senin, 18 Oktober 2021 | 18:36 WIB
Cerita Kader Demokrat Sempat Ikut KLB, Pilih Balik Badan Karena Tak Dapat Uang Rp 100 Juta
Kader Partai Demokrat bernama Gerald P Runtuthomas. [Suara.com/Bagaskara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kader Partai Demokrat bernama Gerald P Runtuthomas mengaku sempat ikut dalam Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut) yang digelar kubu Moeldoko dkk. Namun dirinya pilih balik badan bergabung kembali ke bawah pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) karena tidak diberi uang Rp 100 juta seperti yang dijanjikan sebelumnya. 

Gerald awalnya menjelaskan, hal yang membuat dirinya balik badan, pertama yakni lantaran melihat prosedur KLB yang dianggap cacat. 

"Ya yang pertama kenapa saya balik badan, saya menilai acara kongres ini betul-betul abal-abal, tidak ada yang sesuai dengan prosedur, tidak ada, semua itu tidak ada yang sesuai baik AD/ART partai, baik secara hukum, baik itu peraturan partai, tidak ada. Sehingga saya harus menguak kebenaran ini," kata Gerald di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat, Senin (18/10/2021). 

Kemudian alasan yang kedua, dirinya balik badan lantaran mengaku tak diberikan seperti apa yang dijanjikan, jika ikut KLB Deli Serdang.

Baca Juga: Kubu AHY Ungkap Aksi Moeldoko Bagi-bagi Duit Rp25 Juta dan HP ke Peserta KLB Deli Serdang

Uang yang dijanjikan tersebut sebesar Rp100 juta, hanya para Ketua DPC saja yang diberikan. 

"Pada akhirnya saya tidak mendapatkan itu. Jadi saya tegaskan lagi, saya diiming-imingi uang, karena tidak dapat ini uang saya balik badan saya harus laporkan ini ke DPP karena saya berpikir Pak Moeldoko janji mau dapat uang 100 juta, tidak direalisasikan ke depan-depannya dengan janji itu," tuturnya. 

Gerald kemudian langsung berpikiran untuk meninggalkan Moeldoko, lantaran dinilai tak pantas menjadi pemimpin. Ia merasa kecewa tak diberikan uang seperti apa yang dijanjikan. 

"Jadi kepercayaan langsung hilang, gimana ke depan-depannya mau mimpin partai yang kayak gitu janji-janji semua," katanya. 

Sebelumnya diberitakan, Partai Demokrat di bawah kepemimpinan AHY membeberkan kronologi terkait dengan dugaan pemberian uang sebesar Rp 25 juta hingga satu handphone oleh Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko terhadap peserta Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang. 

Baca Juga: Demokrat Ingatkan Kubu Moeldoko Tak Diskreditkan Mahfud MD

Hal itu disampaikan langsung oleh salah satu peserta KLB Deli Serdang yang juga merupakan Wakil Ketua DPC Demokrat Kotamobagu, Sulawesi Utara, bernama Gerald P Runtuthomas. 

Gerald sendiri mengungkapkan, bahwa ikut KLB Deli Serdang dengan dijanjikan awalnya uang sebesar Rp100 juta. Dengan rincian ketika sampai di tempat diberikan Rp 25 juta, setelah acara selesai diberikan Rp 75 juta. 

Namun nyatanya, dia tak mendapatkan uang itu, lantaran uang Rp100 juta hanya diberikan kepada para Ketua DPC yang dianggap memiliki suara. 

"Jadi begini, kita kan awalnya dijanjikan uang Rp 100 juta, DP Rp 25 juta saat kita tiba di tempat, selesai KLB kita terima Rp 75 juta, nyatanya tidak, bagu yang bukan pemilik suara artinya yang bukan ketua DPC," kata Gerald di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat, Senin (18/10/2021). 

Gerald mengatakan, ketua DPC yang hadir di KLB ada sekitar 32 orang. Menurut pengakuannya, mereka diberikan uang Rp 25 juta dan satu buah Handphone. Itu semua menurut Gerald diberikan langsung oleh Moeldoko. 

"Setiba di Jakarta mereka ketemu Pak Moeldoko, setelah pertemuan dengan Pak Moeldoko itu mereka langsung diberikan handphone satu dan uang 25 juta, nanti sisanya mereka terima selesai KLB Rp 75 juta," tuturnya. 

Lebih lanjut, Gerald pun mengaku melihat secara langsung uang Rp75 sisa yang dijanjikan diberikan langsung kepada para ketua DPC. Uang itu dibagikan dikamar oleh seorang perempuan bernama Monik. 

Kendati tak mendapatkan uang Rp 100 juta seperti apa yang dijanjikan, Gerald sempat mendapatkan uang sebesar Rp 10 juta. Uang tersebut diberikan awalnya Rp5 juta, karena mendesak akhirnya ditambah lagi Rp 5 juta eks Bendum DPP Demokrat M Nazaruddin. 

"Saya hanya diberi Rp 5 juta ditambahi Rp 5 juta," katanya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI