Mulai dari tidak punya tempat tinggal sampai harus rela bekerja dalam lingkungan yang eksploitatif dan membahayakan diri mereka.
Alasannya karena mereka tidak ada dalam skema bantuan finansial dari Pemerintah Australia yang hanya mengalokasikannya untuk warga negara atau penduduk tetap.
Salah satu peneliti yang terlibat di dalamnya, Dr Laurie Berg dari University Technology of Sydney mengatakan tidak masuknya para penduduk tidak tetap dalam rencana pembukaan kembali Australia pada November mendatang kembali menegaskan sikap Pemerintah Australia dalam memperlakukan mereka.
Anggota parlemen dari Partai Hijau, Adam Bandt juga sependapat.
Menurutnya ada kebijakan standar ganda yang membedakan warga negara atau penduduk tetap dengan penduduk tak tetap.
"Kami tidak meminta perlakuan khusus. Pemerintah hanya harus memberikan mereka yang ada di sini hak yang sama seperti yang dimiliki oleh warga negara [dan penduduk tetap] lainnya," kata Adam kepada ABC.
"Yang pemerintah harus pahami adalah banyak dari mereka ada di posisi yang sulit, karena jika mereka meninggalkan negara ini, pintu yang mereka tinggalkan di belakang mereka akan tertutup."
Membuat petisi untuk parlemen
Sama seperti Giovanni, Jennifer Clayburn juga termasuk penduduk sementara.
Baca Juga: Hadapi Australia, Pemain Timnas Indonesia Lahap Menu Latihan Tak Lazim dari Shin Tae-yong
Perempuan asal Amerika Serikat ini memegang visa jenis 482 yang diberikan kepada warga negara asing untuk memenuhi kebutuhan tenaga ahli di Australia.