Setelah kematiannya, puluhan ribu pengikut yang berduka berkomentar di halaman Douyin-nya, sementara jutaan pengguna di platform Weibo menuntut keadilan.
China sempat mengkriminalisasi kekerasan dalam rumah tangga pada tahun 2016, tetapi masalah ini tetap menyebar dan kurang dilaporkan, terutama di komunitas pedesaan yang kurang berkembang.
Sekitar satu dari empat wanita China yang sudah menikah pernah mengalami kekerasan dalam rumah tangga, menurut survei tahun 2013 oleh Federasi Wanita Seluruh China.
Aktivis mengatakan keluhan dan laporan dari para korban sering tidak ditanggapi serius oleh polisi sampai terlambat.
Masalah kekerasan dalam rumah tangga juga sering dianggap sebagai masalah keluarga pribadi dalam budaya konservatif negara tersebut.
Ada juga kekhawatiran bahwa perubahan baru-baru ini pada hukum perdata China - yang memperkenalkan periode "pembekuan" wajib selama 30 hari bagi pasangan yang ingin bercerai - dapat mempersulit para korban untuk meninggalkan pernikahan yang melecehkan.