Suara.com - Ini bagaikan ledakan di air. Beberapa ikan kerapu kamuflase buru-buru melepaskan sperma ketika seekor kerapu betina mengeluarkan telur-telurnya.
Foto yang diabadikan di Atol Fakarava di Lautan Pasifik ini mengantarkan Laurent Ballesta sebagai pemenang dalam anugerah bergengsi Penghargaan Fotografer Alam Liar Terbaik (WPY).
Menurut ketua dewan juri, Roz Kidman Cox, karya itu diwujudkan dengan kemampuan teknis yang luar biasa.
"Sebagian karena suasana, ketika terjadi bulan purnama, tetapi juga karena pemilihan waktu, tahu persis kapan mengabadikannya."
Baca Juga: Ini Rekomendasi 3 Ponsel Murah dengan Kualitas Fotografi Terbaik
Baca juga:
- Senyum! Inilah para finalis Penghargaan Fotografi Komedi Satwa Liar 2020
- Kerusakan hutan bakau Indonesia disoroti dalam lomba fotografi mangrove dunia
- Dari ketinggian dunia: dari tempat lahirnya drakula sampai 'lautan cabai merah'
Musim bertelur tahunan ikan kerapu kamuflase terjadi setiap bulan Juli.
Fenomena itu diketahui menarik sekitar 20.000 ikan, dan juga hiu yang mencari mangsa. Penangkapan ikan berlebihan telah mengancam populasi kerapu, tetapi foto itu diambil di kawasan cagar alam.
"Kami menghabiskan waktu lima tahun di tempat ini, menyelam selama 3.000 jam untuk memotret momen khusus ini," kata Laurent.
Di samping meraih gelar terbaik, fotografer asal Prancis tersebut juga juara untuk kategori fotografi bawah air.
Baca Juga: Gandeng ZEISS, Vivo Tajamkan Fotografi Smartphone Profesional
Vidyun R Hebbar, 10 tahun, dari India ditetapkan sebagai pemenang fotografer alam liar terbaik kelompok usia junior. Karyanya adalah laba-laba tenda di jaringnya. Foto ini diberi judul Dome Home.
Warna hijau dan kuning yang dikaburkan di latar belakang objek adalah warna bajaj.
"Fokusnya amat jelas," kata Roz Kidman Cox kepada BBC News.
Vidyun menceritakan hambatan yang dialami ketika mengambil foto itu: "Menantang untuk fokus pada laba-laba tenda karena jaringnya bergoyang setiap kali kendaraan lewat."
Baca juga:
- Foto tikus bertengkar di stasiun kereta bawah tanah jadi foto pilihan tahun ini
- 'Harimau memeluk pohon', 'tarian lucu anak-anak kucing', 'bekantan pamer hidung' - rangkaian foto hewan pemenang penghargaan fotografi alam liar
- Dari monyet cantik yang santai di Cina hingga monyet badut yang getir di Indonesia
Pertama kali digelar pada 1964, WPY diselenggarakan oleh Museum Sejarah Alam di London.
Kompetisi ini diikuti oleh puluhan ribuan peserta setiap tahun.
Geser ke bawah untuk melihat pemenang dari berbagai kategori.
Gajah di ruangan oleh Adam Oswell, Australia
Adam Oswell meraih penghargaan kategori foto jurnalisme atas karyanya yang menggambarkan para pengunjung kebun binatang di Thailand menonton gajah muda beraksi di bawah air.
Wisata dengan objek gajah semakin berkembang di Asia. Di Thailand, jumlah gajah yang berada di penampungan lebih banyak dibanding gajah yang hidup di alam liar.
Sentuhan penyembuhan oleh Brent Stirton, Afrika Selatan
Brent Stirton ditetapkan sebagai pemenang berita foto jurnalis.
Rangkaian hasil jepretannya menggambarkan pusat rehabilitasi untuk simpanse yang kehilangan induknya akibat perdagangan daging hutan di Afrika.
Direktur pusat rehabilitasi tampak mengenalkan simpanse yang baru saja diselamatkan ke simpanse-simpanse yang ada di penampungan.
Adu kepala oleh Stefano Unterthiner, Italia
WPY tak pernah luput dari kiriman foto-foto salju yang menakjubkan dan jepretan ini meraih predikat pemenang kategori tingkah laku mamalia.
Stefano Unterthiner menyaksikan dua ekor rusa kutub yang berebut pasangan.
Mengenang fenomena itu, Stefano mengaku terbenam ke dalam "bau, kebisingan, keletihan dan kepedihan".
Refleksi oleh Majed Ali, Kuwait
Majed Ali menempuh perjalanan selama berjam-jam untuk melihat Kibande, gorila gunung yang hampir berumur 40 tahun di Taman Nasional Bwindi di Uganda bagian tenggara.
"Semakin tinggi kami mendaki, semakin panas dan semakin lembab," kenang Majed.
Foto ini menunjukkan gorila Kibande ketika hujan mulai mengguyur. Atas karyanya ini Majed dipilih sebagai pemenang kategori potret binatang.
Jalan menuju kehancuran oleh Javier Lafuente, Spanyol
Foto Javier Lafuente mencerminkan jalan lurus yang kaku dan membelah liku-liku lanskap lahan basah yang dihuni oleh lebih dari 100 spesies burung, termasuk burung migrasi elang tiram dan burung pemakan lebah.
Jalan itu dibangun pada 1980-an untuk membuka akses ke pantai, membelah lahan basah menjadi dua bagian.
Foto ini dipilih sebagai pemenang kategori lahan basah: gambar keseluruhan.
Memintal ayunan oleh Gil Wizen, Israel/Kanada
Gil Wizen tercatat sebagai seorang ahli ilmu serangga dan ahli fotografi. Laba-laba pemancing ini mengulur sutera untuk dipintal ke dalam kantong telurnya.
Laba-laba seperti ini jamak ditemukan di kawasan basah dan hutan dengan suhu sedang di Amerika Utara.
Foto ini diberi penghargaan untuk kategori tingkah laku invertebrata.
Pameran Fotografer Alam Liar Terbaik tahunan dibuka di Museum Sejarah Alam, London pada tanggal 15 Oktober, dan akan digelar pula di berbagai kota lain di Inggris serta kota-kota di banyak negara, termasuk Australia, Belgia, Kanada, Denmark, Jerman, dan Amerika Serikat.