Suara.com - Karen Ranney duduk terdiam di kantor penasihat gender ketika suaminya akan menjalani operasi ganti kelamin. Ia belum bisa mencerna semua hal yang terjadi.
“Saya mengenal homoseksual, biseksual dan lesbian di dunia tari dan saya tidak berpikiran tertutup," ujar mantan penari profesional itu.
Menyadur New York Post Kamis (14/10/2021), meskipun dunianya beragam, ia menyadari bahwa LGBT bukan bagian dari hidupnya. "Aku tahu itu bukan untukku," ujar wanita yang kisah hidupnya dituangkan dalam sebuah memoar ini.
Neddy, nama samaran suaminya memilih operasi ganti kelamin ketika hubungan mereka berjalan di tahun ke-17. Saat itu anak pertama mereka baru berusia 4 tahun dan adiknya setahun.
Suaminya yang kembali dari perjalanan bisnis menanggalkan pakaian dan dia melihat rambut di tubuh Neddy telah dicukur. “Neddy menolak menjawab pertanyaan saya, tapi berkata: 'Ini tubuh saya dan pilihan saya,'” kenang Ranney.

Keesokan harinya, dia menemukan koleksi buku harian yang disembunyikan di koper Neddy. "Itu membuka Kotak Pandora," katanya. Yang membuatnya heran, Neddy telah menulis detail tentang berpakaian wanita.
"Saya kaget dan sempat berpikir sebentar bahwa saya akan melompat keluar jendela," kata Ranney. Dia menuntut jawaban malam itu.
Ranney pergi dari rumah dengan anak-anaknya ke rumah orangtuanya di Wisconsin tapi akhirnya kembali ke apartemen mereka di Kensington, Brooklyn, tiga bulan kemudian.
Dia menggambarkan tiga tahun berikutnya sebagai "api penyucian" saat dia menelan harga dirinya untuk menjadi ibu yang baik. Pada awal 1995, Neddy, yang telah mencukur janggutnya mulai mengembangkan payudara.
Baca Juga: Demi Aktor FTV, Lucinta Luna Mantap Lakukan Operasi Ganti Kelamin
"Dia menyembunyikannya di bawah lapisan pakaian, tapi dia mengonsumsi estrogen," kata Ranney.