Suara.com - Partai Nasdem berencana menggelar konvensi calon presiden pada 2022. Konvensi capres yang menjadi amanat kongres Nasdem itu bakal digelar bila koalisi partai telah terbentuk.
Wakil Ketua Umum Partai Nasdem, Ahmad Ali menyatakan bahwa konvensi bukan untuk pencitraan atau peningkatan elektabilitas saja.
"Konvensi adalah ajang mencari pemimpin negeri ini, kader terbaik yang dimiliki bangsa ini. Maka prasyarat itu (koalisi) harus terpenuhi," kata Ali kepada wartawan, Kamis (14/10/2021).
Ali menuturkan, Surya Paloh selaku Ketua Umum Nadem diberikan amanat penuh untuk menentukan arah koalisi.
Baca Juga: Keluar dari PDIP, Ini Alasan Herman HN Berlabuh di Nasdem
Lebih lanjut, kata Ali, karena sifat konvensi adalah menyiapkan panggung, jadi ketika koalisi terbentuk namanya menjadi konvensi koalisi.
Menurutnya, konvensi akan berjalan menarik lantaran bisa memfasilitasi orang-orang potensial dan mempunyai mimpi untuk membangun negeri memperoleh kesempatan, tidak dimonopoli oleh kader parpol saja.
"Budayawan, akademisi, aktivis, silakan saja. Kami tidak bisa mengklaim bahwa hanya orang partai yang terbaik atau berhak membangun negeri ini. Semua anak negeri punya hak yang sama membangun negeri ini," tuturnya.
Untuk diketahui, pada Pemilu 2019 Partai Nasdem meraih 9,05 persen atau 12.661.792 suara. NasDem membutuhkan satu hingga dua partai untuk memenuhi syarat presidential treshold sebesar 20 persen parlemen atau 25 persen perolehan suara.
Pertimbangkan Sejumlah Calon
Baca Juga: Keluar dari PDIP, Herman HN Pimpin DPW Nasdem Lampung
Sebelumnya, Ketua DPP Partai Nasdem Saan Mustopa mengatakan, partainya sudah mempertimbangkan sejumlah nama untuk diusung menjadi bakal calon presiden di Pilpres 2024 mendatang. Nama-nama itu yakni Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil hingga Menparekraf Sandiaga Uno.
"Misal Anies, mas Ganjar, ada Sandi, dan yang lain-lain, itu sebenarnya juga masuk dalam pertimbangan partai Nasdem, mas RK (Ridwan Kamil). Itu semua masuk dalam pertimbangan Nasdem," kata Saan dalam rilis survei, Jumat (8/10).
Nasdem sendiri dalam mencari calon pemimpin untuk Pilpres mendatang akan mengadakan konvensi. Saan mengatakan, kendati begitu Nasdem perlu berkoalisi dengan parpol lain mengingat ambang batas pencalonan presiden tinggi yakni 20 persen.
"Menyadari posisi itu, maka yang dilakukan Nasdem hari ini adalah bagaimana membangun komunikasi dengan partai lain agar mencukupi syarat pencalonan presiden," ucapnya.
Lebih lanjut, kata Saan, ke depan pihaknya mencoba menjalin komunikasi secara intensif dengan partai lain.
"Mudah-mudahan nanti 2022 komunikasi semakin intensif sehingga sudah jelas mitra koalisi untuk mencalonkan calon yang disepakati bersama-sama untuk diusung," tandasnya.