Suara.com - Niat puasa Arafah dibaca sebelum umat muslim melakukan salah satu ibadah sunnah di bulan Dzulhijjah tersebut. Sebagaimana diketahui, puasa Arafah dilaksanakan sehari sebelum Hari Raya Idul Adha atau pada tanggal 9 Dzulhijjah.
Dengan melaksanakan puasa Arafah, umat muslim akan mendapatkan pahala berlipat ganda dan ampunan atas setiap dosa yang telah lalu. Oleh karena itu simak bacaan niat puasa Arafah berikut ini.
Namun sebelumnya, perlu diketahui tata cara membaca niat puasa Arafah. Apakah niat puasa Arafah dibaca dalam hati atau dilafalkan? Bagaimana bacaan niat puasa Arafah dan artinya? Simak penjelasan lengkap tentang niat puasa Arafah berikut ini.
Nabi Muhammad SAW menganjurkan umat muslim yang tidak beribadah haji untuk melaksanakan puasa Arafah.
Baca Juga: TERBARU Niat Puasa Arafah Sebelum Idul Adha
Hal ini termuat dalam hadist rasul Abu Daud nomor 2437 berikut ini.
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari 'Asyura' (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya" (HR. Abu Daud No. 2437)
Selain itu, Rasulullah melarang umat muslim melakukan puasa Arafah saat beribadah haji, seperti dalam hadist berikut.
"Rasulullah SAW melarang puasa hari Arafah di Arafah," (HR. Ibnu Majah dan Ahmad).
Dalam hadist riwayat Muslim, menjalankan ibadah puasa Arafah memberikan keutamaan sebagai penghapus dosa.
Baca Juga: Puasa yang Dapat Menghapus Dosa Selama 700 Hari
"Puasa hari arafah dapat menghapus dosa dua tahun yang telah lalu dan akan datang, dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharram) menghapus dosa setahun yang lalu," (HR Muslim.)
Berikut ini bacaan latin niat puasa Arafah dan artinya:
Nawaitu shouma arafata sunnatan lillahi ta'alaa
Artinya: "Saya niat berpuasa sunnah Arafah karena Allah Ta'ala."
Melansir dari kanal YouTube GO HIJRAH, Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan niat puasa Arafah dibaca pada malam hingga menjelang fajar.
Namun apabila lupa, niat puasa Arafah dapat dibaca pagi hari asal belum makan, minum, dan melakukan hal yang membatalkan puasa lainnya.
"Dalam riwayat Darul Qutni juga dijelasan 'Tidak sah orang yang tidak berniat puasa pada malam hari" (HR. ad-Daru Quthni nomor 178." ungkap Ustaz Khalid Basalamah.
Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa membaca niat puasa cukup dalam hati, tidak perlu dilafalkan.
"Niat tempatnya di dalam hati, tidak membutuhkan lafaz khusus. Dalam mazhab Syafi'i pun diucapkan bagi orang yang memiliki kebimbangan. Sebenarnya asasnya dalam hati," pungkasnya.
Seperti itulah penjelasan bacaan niat puasa Arafah yang lengkap dengan arti dan tata cara melafalkannya. Harap diperhatikan.
Kontributor : Lolita Valda Claudia